Oleh Jeni Tamu Apu.
Apakah pernah terpikir bahwa nelayan itu hanya bisa dilakukan oleh laki-laki? Atau pernah terlintas bahwa ada juga wanita yang menjadi nelayan? Saya Jeni Tamu Apu salah satu mahasiswa yang kuliah di salah satu kampus di Yogyakarta bersama teman-teman mahasiswa lainnya mengikuti eksposur yang difasilitasi oleh Lembaga Stube HEMAT Yogyakarta di pelabuhan Sadeng Gunungkidul Yogyakarta (04/02/2023).
Dalam kegiatan eksposur dan proses diskusi, kami dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk melihat kegiatan masyarakat di sana, saya mendapat
bagian untuk berdiskusi dengan istri nelayan yang bernama Rustini. Rustini mengikuti jejak
suaminya menjadi nelayan, nelayan yang dimaksud di sini yaitu mengambil ikan
dari nelayan kemudian mengolah kembali. Selama ini biasanya hasil tangkapan
ikan hanya dijual mentah di pasar atau dikonsumsi sendiri, padahal sebenarnya
ikan itu bisa diolah dengan berbagai macam bentuk bekerjasama dengan ibu-ibu
yang bekerja di rumah. Rustini
memiliki peranan dalam pembuatan aneka produk olahan hasil perikanan, seperti bakso, nugget, tahu, abon, dan otak-otak.
Dalam satu bulan, kelompok ibu-ibu ini membuat olahan tiga kali, masing-masing
olahan sebanyak sepuluh kilogram. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak
menentu, karena proses
penjualannya hanya di sekitar tempat tinggal
mereka. Dalam proses
diskusi kami bertanya kenapa ibu-ibu tersebut tidak memanfaatkan media sosial yang ada. Rustini mengatakan bahwa mereka minim pengetahuan tentang media sosial, serta jaringan kurang bagus atau susah sinyal. Hal inilah yang membuat mereka tidak bisa memanfaatkan media sosial dengan optimal.
Melalui
eksposur ini saya melihat bagaimana penting peran perempuan dalam pengembangan produk turunan hasil tangkapan laut, serta kendala yang
dialami oleh isteri-isteri nelayan. Kehadiran pemerintah sangat perlu untuk melihat bagaimana peran media sosial untuk membantu proses
pemasaran, menyiapkan jejaring
SDM yang dapat membantu, serta memperlancar proses pemasaran untuk meningkatkan perekonomian
nelayan yang ada di Sadeng. Media berbasis
teknologi informasi akan mendukung para nelayan terlebih untuk mengikuti perkembangan dunia kelautan, update
informasi cuaca dan gelombang laut, juga bagaimana menjaga kelestarian laut dan sekitarnya. ***
Smangat trus adi.🙏💪
BalasHapus