Menjawab Tantangan Kaum Muda menjadi Pemimpin
(Wisma Omah Jawi, Kaliurang, 1 – 3 Februari 2013)
Permasalahan kepemimpinan menjadi topik
yang selalu menarik diperbincangkan. Pemimpin yang berkualitas dan
berintegritas menjadi harapan dan tuntutan masyarakat, namun realita menunjukkan
bahwa pemimpin-pemimpin yang ada belum
optimal mengemban tanggungjawabnya. Kemampuan
memimpin tidak cukup di level pengetahuan bagaimana memimpin, namun
perlu keterampilan dalam berinteraksi
dan seni dalam berkomunikasi
Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai wadah pembentukan
anak muda dan mahasiswa, ambil bagian
membentuk pemimpin-pemimpin muda dalam pelatihan Leadership, Teamwork dan Fun Game, yang diadakan pada 1 – 3
Februari 2013 di Wisma Omah Jawi Kaliurang dengan tema “Yang Muda, Yang Memimpin?” Tema ini menantang setiap peserta untuk
bisa layak menjadi pemimpin dalam usia muda.
Pdt. Bambang Sumbodo, M.Min membuka
pelatihan dengan mengajak peserta melakukan refleksi diri, baik sebagai pribadi
dan mahasiswa dengan sesuatu yang menjadi panggilan hidup masing-masing. Menjadi
pemimpin adalah panggilan atas suatu kondisi yang memerlukan pemimpin bagi
kesejahteraan manusia. Seorang pemimpin lahir karena adanya respon atau
tanggapan dari dirinya atas ketidakadilan, kemiskinan, kesewenangan atau
kebodohan yang terjadi di tempat dia berada.
Sesi Personal Mapping dan Membangun
Karakter Pemimpin dipandu oleh Pdt Novembri Choeldahono, M.A. Peserta digebrak
dengan membuat yel-yel dan orasi yang mengobarkan semangat karena gerakan kaum
muda harus diwarnai dengan ide-ide baru dan semangat yang menyala-nyala. Dalam
sesi ini peserta belajar melakukan pemetaan kepribadian dan ciri khas kepemimpinan
yang mereka miliki. Peserta juga diajak merumuskan visi dan misinya sebagai
panduan menapak masa depan.
Sesi Kepemimpinan dan Membangun Karakter
Kristiani dipandu oleh Pdt. Dr. Tumpal M.P.L. Tobing yang memancing peserta
memikirkan ulang kekuatan iman mereka dan motivasi dalam diri mereka untuk
melakukan sesuatu yang baik. Pdt. Tumpal memberikan analogi Raja, Telinga dan
Mulut. Raja adalah pikiran yang berkaitan
dengan apa
yang didengar itulah yang
dipikirkan. Selanjutnya, apa yang kita pikirkan itulah yang akan kita perbuat. Telinga adalah siapakah yang saya dengar. Mulut sebagai
alat kita menceritakan raja kepada orang lain. Sebagaimana Samuel Smile
menuliskan bahwa, “Taburlah pikiran maka kamu akan menuai perbuatan, taburlah
perbuatan maka kamu akan menuai kebiasaan, taburlah kebiasaan maka kamu maka
akan menuai karakter, taburlah karakter maka kamu akan menuai masa depan.”
Sebagai pendiri Stube-HEMAT, Pdt. Tumpal juga berpesan agar peserta
memanfaatkan wadah ini untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Dalam ibadah minggu pagi, Pdt. Mathelda Yeanne
Tadu, S.Si., mengajak peserta meninjau kembali tema pelatihan yaitu “Yang Muda,
Yang Memimpin?” Penggunaan ‘tanda tanya’ bisa dimaknai ‘layakkah kaum muda
menjadi pemimpin? Melalui pelatihan ini diharapkan kaum muda kristiani
terpanggil dan memperlengkapi diri sebagai pemimpin di masa depan.
Kepemimpinan dan Kepedulian Sosial yang
disampaikan oleh Esaol Agustriawan M.A membekali peserta peka terhadap situasi
dan permasalahan sosial yang ada di sekitar kehidupan peserta. Kepemimpinan
tidak bisa dilepaskan dari situasi dan kenyataan yang ada di masyarakat, oleh
karena itu pemimpin harus selalu berinteraksi dan menjadi bagian dari
masyarakat sosial serta memiliki empati atau bela rasa terhadap permasalahan
yang terjadi.

Fun Game dalam pelatihan ini tidak kalah
seru, melalui berbagai simulasi permainan kelompok, peserta pelatihan belajar membangun
kerjasama dan berkompetisi. VIVA kaum muda! (remb) ***
Komentar
Posting Komentar