SESUATU UNTUK SUMBA

Abner
Liwar tergerak mengelola hambaran
tanahnya yang beberapa tahun terbengkalai penuh semak belukar dengan menanam
sayuran. Dia mencoba mempraktekkan model penanaman lahan kering/pasir yang dia
pelajari saat mengikuti ekposur ke Stube HEMAT Yogyakarta. Tanpa bergantung
pada air hujan, Abner berhasil mengelola pasokan air untuk menyirami tanaman
sayurannya. Panen perdana sayuran sawi dan tomat sudah dirasakan, meskipun
demikian dia belum merasa puas. Abner optimis bahwa usaha yang dia rintis akan
memberikan hasil yang lebih baik dimasa-masa mendatang. Dia juga bertekad
mengembangkan teknik ini sekaligus menularkan kepada teman-temannya yang
memiliki permasalahan sama berkaitan dengan pasokan air.
Beda
halnya dengan Daniel, Anton dan Oktavianus yang tergerak menggeluti bambu
sebagai tanaman yang banyak memiliki potensi yang selama ini belum banyak
dilihat oleh orang-orang Sumba. Setelah mengikuti program eksposur ke Stube
HEMAT Yogyakarta, khususnya yang berkaitan dengan bambu, mereka bertekad
membuat sanggar bambu. Dibantu Pdt. Dominggus Umbu Deta di Kanjonga Bakul,
mereka berhasil mewujudkan impian mereka.
Beberapa perangkat meja kursi sudah
berhasil mereka produksi bahkan sudah ada yang memesan hasil kerajinan mereka.
“Yang paling laku adalah nampan bambu di sini, kami menerima banyak pesanan.
Dalam satu hari kami bahkan bisa memproduksi 10 nampan bambu. Saat ini kami
sedang mengerjakan pesanan furniture dari
warga gereja”, tutur Anton. Daniel yang dianggap sebagai tutor untuk kerajinan bambu di daerah tersebut menyampaikan bahwa
model pengawetan yang mereka lakukan masih memakai model tradisional yakni
model rendam, karena kalau seperti yang dilakukan di Yogya, mereka kesulitan
mendapatkan bahan kimia sebagai pengawet.
Kerinduan
teman-teman muda ini adalah bagaimana mereka bisa kaya inovasi sebagaimana
produk-produk bambu yang mereka pernah lihat di Yogyakarta, namun mereka belum
tahu teknik pembuatannya. “Apabila Stube HEMAT Yogyakarta membuka kesempatan,
mereka ingin belajar lebih lanjut teknik inovasi produk”, Pdt. Dominggus menyampaikan harapannya yang
tentu saja menjadi pemikiran bersama untuk program kedepan.***
Komentar
Posting Komentar