“Berkarya Nyata untuk Masa Depan”
Masyarakat membutuhkan suplai energi yang cukup besar, namun penyediaan
masih terbatas, sehingga menimbulkan krisis di berbagai daerah yang menyulitkan
kehidupan masyarakat. Keprihatinan atas kondisi ini mendorong untuk menumbuhkan
kepedulian dan menjawab kebutuhan masyarakat dengan melihat kembali potensi sumber daya alam
terbarukan yang ada di Indonesia, seperti energi surya, energi angin (bayu), dan energi air. Sumber energi lainnya bisa diperoleh dari pengolahan tanaman tertentu
serta energi biogas dari kotoran ternak dan limbah sampah.
Stube-HEMAT Yogyakarta mengadakan pelatihan Energi Terbarukan sebagai wujud
kepedulian dan kontribusi untuk menjawab
permasalahan sosial, khususnya yang berkaitan dengan energi. Pelatihan ini diharapkan
bisa memberi pencerahan (enlightment),
membangun kesadaran, membuka pemikiran dan pengalaman keterampilan kepada
mahasiswa. Bertempat di Wisma PGK Shanti Dharma Godean, kegiatan ini dimulai
pada tanggal 14 – 16 Juni 2013.
Pelatihan yang diikuti 38 peserta dari berbagai daerah dan berbagai kampus
di Yogyakarta ini dibuka oleh Pdt Dr. Tumpal Tobing, Mag. Theol. Pdt. Bambang
Sumbodo,S.Th., M.Min dan Ariani Narwastujati, S.Pd., S.S., M.Pd. Dari ketiga narasumber
tersebut peserta mendengar sedikit banyak mengenai Stube-HEMAT,
kegiatan-kegiatannya, serta impian yang ingin digapai bersama anak-anak muda
Indonesia untuk mampu menjawab permasalahan sosial yang ada.
Pusat Studi Energi (PSE) UGM menjadi salah
satu fasilitator pelatihan ini. Diwakili
oleh Irawan Eko Prabowo S.T. M.Eng., peserta diajak melakukan Analisis Sosial
Permasalahan Energi, Kebijakan Energi (Lokal – Global) dan melihat Keberpihakan Pemerintah
terhadap Pengembangan Energi Terbarukan. Lebih lanjut, Dr.
Deendarliyanto, pimpinan PSE UGM menyampaikan Pemetaan Potensi Sumber Daya (Energi)
Terbarukan di Indonesia serta peluang pengembangannya.
Kegiatan Eksposur, untuk mendekatkan
teori dan fakta, membawa peserta secara langsung melihat, mengamati dan
mempelajari pemanfaatan energi terbarukan seperti yang ada di Singosaren,
Imogiri, Bantul. Di lokasi ini Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) sudah
dirintis oleh Mutohar yang merasa terpanggil dengan banyaknya pemberitaan media
massa atas krisis energi listrik. Instalasi PLTMh ini diawali sejak tahun 2006,
dengan memanfaatkan saluran irigasi untuk menggerakkan generator penghasil listrik
yang dimanfaatkan untuk penerangan jalan umum di dusun Singosaren. Hal istimewa
dari PLTMh ini adalah menjadi media pembelajaran dan studi banding bagi
mahasiswa, dosen dan instansi.
Eksposur kedua adalah instalasi Biogas
di Cangkringan, sebuah kawasan relokasi dusun Petung yang terdampak letusan
Merapi 2010. Masyarakat didampingi oleh Sarjiyo, seorang praktisi biogas,
memanfaatkan kotoran sapi sebagai penghasil gas yang digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga. Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid
(Angin dan Matahari) (PLTH) di kawasan Pantai Baru Pandansimo menjadi lokasi
eksposur selanjutnya. Didampingi Chriswantoro,
seorang teknisi PLTH, peserta mempelajari potensi angin dan sinar matahari,
yang berlimpah di kawasan Indonesia, serta mengamati sistem kerja instalasi
kincir angin dan panel surya. Keberadaan Pembangkit Listrik ini memberikan
manfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya kawasan Pantai Baru, yang listriknya
disuplai dari PLTH ini.
Pelatihan ditutup dengan membangun
komitmen melalui Rencana Tindak Lanjut oleh peserta. Pengalaman, pencerahan dan
inspirasi baru yang dialami peserta ditindaklanjuti
dengan komitmen pribadi hemat energi, menuliskan essai tentang energi, membagi
pengetahuan kepada komunitas kampus, serta kampanye hidup peduli lingkungan.
(trustha rembaka)
Komentar
Posting Komentar