Pelayanan
Khotbah dan Sekolah Minggu di GKJ Sentolo
Follow-Up
Pelatihan Pembangunan Berkelanjutan 2013
Minggu, 22
Desember 2013, beberapa mahasiswa anggota Stube-HEMAT Yogyakarta melakukan
Follow-Up. Follow-Up merupakan bagian dari serangkaian kegiatan pelatihan dan
dilakukan secara mandiri. Mahasiswa dapat melakukannya secara pribadi maupun
berkelompok ataupun bekerjasama dengan komunitas dan lembaga lokal. Pada sesi
follow-up kali ini, Follow-Up dilakukan di GKJ Sentolo, Kulonprogo. Berikut
laporan selengkapnya.
Sekelompok
mahasiswa yang bertandang ke GKJ Sentolo adalah Windy, Eva, Elis, Vicky, Fajar,
Yohanes, dan Yanto. Yanto merupakan anggota pemuda GKJ Sentolo. Kelompok
follow-up ini telah mewacanakan perkunjungan kepada empat gereja. Tujuannya
jelas yaitu mengumandangkan kemandirian agar masyarakat kembali pada kedaulatan
pangan lokal. Masyarakat diharapkan mengerti pentingnya kelestarian lingkungan
dan keseimbangan ekosistem.
Kenyataan sehari-hari
membuktikan bahwa tindakan manusia sebagai “penguasa” bumi, telah keluar dari jalur keseimbangan. Mereka membangun dan
terus membangun. Mereka bertindak mencari keuntungan. Namun, alhasil, setiap
usaha memang mendatangkan keuntungan dan rupanya keuntungan itu hanyalah untuk
mereka sendiri. Alam dan masyarakat di sekitar
telah menjadi korban.
Materi dalam
pelatihan di Awal Desember yang lalu telah mendorong mahasiswa untuk optimis
berharap. Setiap orang masih mampu memperoleh keuntungan ekonomi tanpa merusak
keseimbangan. Caranya dengan mengembangkan pemahaman, melakukan modernisasi dengan memperhatikan aspek lingkungan.
Setiap orang
menyadari bahwa nenek-moyang Indonesia telah melakukan keseimbangan itu. Mereka
memperoleh keuntungan ekonomi dan keuntungan sosial. Alam dan lingkungan yang
terjaga akan mendatangkan udara bersih, varietas unggul, air bersih, bebas hama
penyakit, dan hasil-hasil alam yang bisa dijual. Semuanya itu rupanya telah
dihayati oleh leluhur dan penghayatan itu diabaikan oleh generasi yang modern.
Untuk
mengingatkan itu semua, mahasiswa kemudian bergerak untuk mengabarkan kembali
bahwa kekayaan tradisi kita harus kembali berjaya. Kejayaan itu direngkuh
melalui sebuah kemandirian ekonomi, kemandirian budaya, dan kemandirian menggunakan
produk-produk lokal.
Untuk
membagikan pemahaman itu, kelompok follow-up telah dibagi dalam dua regu. Regu
pertama melayani ibadah sekolah minggu. Sekolah minggu dilayankan cerita dengan
metode mewarnai gambar. Regu kedua melayani ibadah dewasa di Pepanthan Jangkang
dalam bentuk khotbah minggu.
Pendeta Gogod, menyampaikan dorongannya agar pelayanan seperti ini dikembangkan
dan dimodifikasi sehingga semakin banyak orang dapat mengerti.
Pelayanan di
Gereja merupakan awal menuju pelayanan yang lebih luas. Diharapkan semakin
banyak orang menyadari dan mengerti bahwa pembangunan dan karya manusia
senantiasa harus memperhatikan keharmonisan dan keutuhan ciptaan. Selamat mengabarkan
pembebasan! (YDA)
Komentar
Posting Komentar