Pembinaan Guru Sekolah Minggu
GKJ Sentolo

Follow-Up Pelatihan Pembangunan Berkelanjutan

  
Mendidik anak-anak sekolah minggu adalah bagian dari permulaan pembangunan karakter dan menjadi bekal kelak hidup dalam masa dewasa…”. Demikian petikan sambutan Stenly, tim kerja Stube-HEMAT Yogyakarta, mengawali pembukaan acara Pembinaan Guru Sekolah Minggu, Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) Sentolo, 26 Januari 2014.

Sembilan orang melakukan follow-up berupa pembinaan Guru Sekolah Minggu di GKJ Sentolo. Masing-masing mereka adalah Stenly, Paulus, Resky, Ian, Eva, Deko, Dwi, Yohanes, dan Yanto. GKJ Sentolo terdiri dari dua pepanthan (gereja pos) dan satu induk. Pepanthan Jangkang, pepanthan Tuksono, dan induk Sentolo. Pada bulan Desember 2013 yang lalu, pelayanan khotbah dilakukan di pepanthan Jangkang sementara pelayanan dilakukan di gedung induk Sentolo. Pada tanggal 26 januari 2014 ini, telah dilakukan serangkaian acara dan pembagian materi persiapan mengajar sekolah minggu di gedung Sentolo.



Paulus memberikan berbagai trik mempersiapkan materi, aktifitas, dan peraga sekolah minggu. Pertama, materi dipersiapkan dengan tujuan khusus. Jika tema sudah ditetapkan maka guru-guru sekolah minggu wajib mencerna kembali, karena materi dalam buku pembimbing bukanlah bahan jadi. Tugas seorang guru sekolah minggu adalah membuat bahasa buku menjadi bahasa yang dikenal oleh anak-anak setempat mengingat bahasa masing-masing anak berbeda pada setiap lokasi.

Kedua, aktivitas berbeda dengan peraga. Aktivitas membantu anak untuk dapat menemukan tindakan aplikatifnya, sementara peraga membantu anak untuk membayangkan contoh kongkritnya. Persiapan aktifitas dan peraga tidak harus mendatangkan dari tempat jauh, apalagi dari kota. Cemara untuk natal ataupun lilin untuk peraga sebenarnya dapat diganti dengan pepohonan ataupun alat lain yang dijumpai di sekitar gereja.


Pdt. Gogod mewakili Majelis Jemaat GKJ Sentolo, mengungkapkan pengalamannya dalam menjadi cantrik. Cantrik berarti pemuridan. Sebelum menjadi pelayan Tuhan di Gereja, ia terlebih dahulu belajar menjadi pelayan praktek di GKJ Kotagede.

Pembinaan seperti ini dapat bermanfaat bagi semua. Bagi teman-teman Stube, cara-cara untuk memimpin ataupun mengorganisir acara dan membagikan materi bisa dipelajari di sini. Ditambahkan oleh Pdt. Gogod, Guru sekolah minggu mendapatkan masukan berupa materi-materi dan metode ajar. Harapannya adalah sebentar lagi tidak ada lagi guru sekolah minggu yang canggung ataupun enggan mengajar ketika mendapat tugas.



Penugasan mengajar sekolah minggu adalah panggilan dan bukan komando yang menjadikan jantung dag-dig-dug, grogi dan gentar sehingga takut mengajar. Dengan pembinaan ini pula, guru-guru sekolah minggu mendapatkan motivasi menyampaikan sukacita Kristus kepada para anak didik.

Merespon pembinaan yang dilakukan ini, guru-guru sekolah minggu peserta kegiatan berharap agar pembinaan seperti ini bisa dilakukan berkesinambungan. Teman-teman mahasiswa dari Stube menyambut baik harapan ini, maka bukan tidak mungkin kelompok ini akan datang kembali dan membagikan materi pembinaan sekolah minggu yang kedua.

Guna menjaga relasi dan memberi wadah komunikasi, para peserta diberi nomor kontak dan alamat email, sehingga mereka dapat bertanya atau membagikan pengalaman mengajar sekolah minggu. Para mahasiswa Stube merasakan sukacita yang luar biasa karena boleh berbagi pengalaman dengan para jemaat di GKJ Sentolo, mulai dari anak-anak sampai para guru sekolah minggu. Kiranya kegiatan ini boleh menjadi berkat bagi semua. ***
    

Komentar