Pembinaan Guru Sekolah Minggu
GKJ Sentolo
Follow-Up Pelatihan Pembangunan Berkelanjutan
Sembilan orang melakukan follow-up berupa pembinaan Guru Sekolah
Minggu di GKJ Sentolo. Masing-masing mereka adalah
Stenly, Paulus, Resky, Ian, Eva, Deko, Dwi, Yohanes, dan Yanto. GKJ Sentolo terdiri
dari dua pepanthan (gereja pos) dan satu induk. Pepanthan Jangkang, pepanthan
Tuksono, dan induk Sentolo. Pada bulan Desember 2013 yang lalu, pelayanan
khotbah dilakukan di pepanthan Jangkang sementara pelayanan dilakukan di gedung
induk Sentolo. Pada tanggal 26 januari 2014 ini, telah dilakukan serangkaian acara
dan pembagian materi persiapan mengajar sekolah minggu di gedung Sentolo.
Paulus memberikan berbagai trik mempersiapkan materi, aktifitas, dan
peraga sekolah minggu. Pertama, materi dipersiapkan dengan tujuan khusus. Jika
tema sudah ditetapkan maka guru-guru sekolah minggu wajib mencerna kembali, karena materi dalam buku pembimbing bukanlah bahan jadi. Tugas seorang
guru sekolah minggu adalah membuat bahasa buku menjadi bahasa yang dikenal oleh
anak-anak setempat mengingat bahasa
masing-masing anak berbeda pada setiap lokasi.
Kedua, aktivitas berbeda dengan
peraga. Aktivitas membantu anak untuk
dapat menemukan tindakan aplikatifnya, sementara peraga membantu anak untuk
membayangkan contoh kongkritnya. Persiapan aktifitas dan peraga tidak harus
mendatangkan dari tempat jauh, apalagi dari kota. Cemara untuk natal ataupun lilin untuk peraga sebenarnya
dapat diganti dengan pepohonan ataupun alat lain yang dijumpai di sekitar
gereja.
Pembinaan seperti ini dapat bermanfaat bagi semua. Bagi teman-teman Stube, cara-cara
untuk memimpin ataupun mengorganisir acara dan membagikan materi bisa
dipelajari di sini. Ditambahkan oleh
Pdt. Gogod, Guru sekolah minggu mendapatkan
masukan berupa materi-materi dan metode ajar. Harapannya adalah sebentar lagi
tidak ada lagi guru sekolah minggu yang canggung ataupun enggan mengajar ketika mendapat tugas.
Penugasan mengajar sekolah minggu adalah panggilan dan bukan komando yang menjadikan jantung dag-dig-dug, grogi dan gentar sehingga takut mengajar. Dengan
pembinaan ini pula, guru-guru sekolah minggu mendapatkan motivasi menyampaikan
sukacita Kristus kepada para anak didik.
Merespon pembinaan yang dilakukan ini, guru-guru sekolah minggu peserta kegiatan berharap agar pembinaan seperti ini bisa dilakukan
berkesinambungan. Teman-teman mahasiswa dari Stube menyambut baik harapan ini, maka bukan tidak mungkin kelompok ini akan datang kembali dan membagikan materi pembinaan sekolah minggu yang kedua.
Guna menjaga relasi dan memberi wadah komunikasi, para peserta diberi nomor kontak dan alamat
email, sehingga mereka dapat bertanya atau membagikan pengalaman mengajar sekolah minggu. Para
mahasiswa Stube merasakan sukacita yang luar biasa karena boleh berbagi
pengalaman dengan para jemaat di GKJ Sentolo, mulai dari anak-anak sampai para
guru sekolah minggu. Kiranya kegiatan ini boleh menjadi berkat bagi semua. ***
Komentar
Posting Komentar