Seminar
Christianity
Kaum Muda, Beriman
& Bertindaklah
Aula LPP Sinode
GKJ – GKI Jateng,
Samirono Baru, 1 Februari 2014.
Christianity Training merupakan
rangkaian pelatihan yang mengungkap respon gereja terhadap permasalahan
masyarakat, mendalami paradigma
dan bentuk pelayanan
gereja berupa diakonia transformatif dan mengetahui
potensi dan sejauh mana kaum muda
kristiani sebagai bagian dari pelaku pembangunan bangsa mampu berkarya
dan berperan terhadap masyarakat.
Sabtu, 1 Februari 2014 bertempat di
Aula LPP Sinode GKJ – GKI Jateng, Samirono Baru, diadakan seminar dengan tema Kaum Muda, Beriman dan Bertindaklah. Stube-HEMAT menghadirkan 3 fasilitator,
Esaol Agustriawan, M.A., Pdt. Paulus Hartono, M.Min dan Andreas Subiyono.
Esaol Agustriawan, M.A., dengan tema Menilai Respon
Gereja Terhadap Isu dan Permasalahan Masyarakat, menggali
partisipasi peserta dalam kegiatan sosial gereja dan mengungkap bagaimana respon gereja terhadap permasalahan sosial
masyarakat. Melalui Lukas
10:25-37 tentang perumpamaan orang Samaria yang murah hati, peserta diajak
menyebutkan tokoh-tokoh dalam perumpamaan itu dan peran yang dilakukan
masing-masing tokoh. Si Korban dan Sang Penolong dalam perumpamaan tersebut
menjadi kajian utama. Peserta merenungkan dua situasi berbeda, yaitu “apa yang
terjadi dengan Si Penolong jika ia menolong korban” dan “apa yang terjadi
dengan Si Korban jika ia tidak ditolong?” Dua situasi ini mendorong peserta
melakukan perubahan cara berpikir, awalnya berorientasi pada diri sendiri (situasi
pertama) berubah menjadi berorientasi pada orang lain (situasi kedua). Ini menjadi
dasar diakonia lebih nyata, yaitu ketika diakonia memiliki orientasi
(keberpihakan) pada orang lain.
Tema Mengerti Paradigma dan Bentuk
Pelayanan Gereja: Diakonia Transformatif disampaikan
Pdt. Paulus Hartono, M.Min., bahwa gereja adalah diri orang percaya dan di dalamnya ada tiga aspek saling berkaitan, yaitu iman (sebagai dasar), pertumbuhan, dan tindakan nyata. Dalam transformasi gereja dibutuhkan attitude (sikap), skill (keterampilan), dan education
(pengetahuan). Hal yang menarik adalah saat Pdt. Paulus menceritakan
pengalaman berinteraksi dengan umat lintas agama, bahkan dengan kelompok garis
keras. Ia harus berinisiatif membuka pintu komunikasi, membangun dialog dan
mengelola jaringan yang sudah terbangun bahkan bekerjasama dalam karya sosial,
membangun rumah layak huni.
Andreas Subiyono (SHEEP Indonesia)
dengan tema Mengetahui Potensi Dan Posisi Kaum Muda Sebagai Bagian Dari Pembangun
Bangsa mengharapkan pemuda sebagai penerus bangsa dapat
menyikapi dan merespon dan tentunya mampu memecahkan masalah yang dihadapi bangsa ini
seperti; pengelolaan sumber
daya manusia, pendidikan, pangan, kesehatan, industri, dan sumber daya alam. Di akhir sesi,
peserta ditantang memakai kemampuan
intelektualnya berani berkomitmen untuk berkarya nyata mengatasi permasalahan
yang dihadapi
bangsa Indonesia mulai dari hal yang sederhana. (TRU)
Komentar
Posting Komentar