Menjadi
Pemilih Cerdas!
Apa yang saudara-saudara lakukan ketika menentukan pilihan? Melihat
baiknya? Menimbang untungnya? Atau begitu saja menetak pilihan secara acak?
Menentukan pilihan itu memang sulit tetapi harus kita lakukan. Menentukan
pilihan haruslah disertai dengan pertimbangan sehingga resiko yang diterima
dapat diminimalisir. Memilih pasangan hidup atau memilih calon pemimpin, memilih
ketua kelas, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, atau bahkan memilih pemimpin
negeri kita, semuanya membutuhkan pertimbangan. Lalu, kita butuh pertimbangan
seperti apa?
Tentukan
Standar!
Untuk menentukan sebuah pilihan maka kita harus punya standar terlebih
dahulu. Misalnya pilihan kita harus baik dan mendatangkan kesenangan. Standar
lain misalnya seorang ketua kelas haruslah disiplin ataupun patuh terhadap
peraturan. Ia harus tekun dan menjadi teladan. Ada banyak standar dan kita
harus menentukan beberapa. Pada intinya kita harus punya standar untuk
menentukan siapa yang akan kita percayai. Memilih sama artinya dengan
mempercayai
Tentukanlah standar bagi orang-orang yang kamu percaya sebagai pemimpin
kita nantinya. Apakah sang calon pemimpin itu anti-korupsi, apakah pro-gender,
atau apakah pro-Inklusi. Masing-masing kita punya standar dan tidak selalu
sama. Setiap calon juga punya kapasitas kepedulian yang berbeda.
Kenali
Pilihanmu!
Mengenali pilihan akan lebih banyak mendatangkan keuntungan daripada kita
tidak mengenal pilihan itu sama sekali. Seseorang akan merugi ketika pilihannya
tidak tepat. Memilih secara acak tanpa mengenali latar belakang sang calon akan
beresiko tinggi. Pemimpin yang sulit dilihat latar belakangnya adalah pemimpin misterius. Bila pada hari
kemarin, atau pada masa lalu, seorang calon pemimpin kita tidak disiplin dalam
hidupnya maka bukan tidak mungkin bila ia akan bermalas-malasan ketika diserahi
mandat memimpin kita.
Mengenali calon akan mendatangkan banyak keuntungan. Kita bisa mengenal
sang calon dari saudara dekat ataupun dari media. Kita mengerti latar belakang
calon pendamping kita maka kita akan lebih mudah memahami pola perilakunya di
masa depan. Pemimpin yang sudah korup atau melakukan pelanggaran hukum maka mereka
bukan tipikal pemimpin kita. Pemimpin kita yang sesungguhnya haruslah
benar-benar memiliki jiwa melayani, berani menegur dan menegakkan hukum, dan
mau bekerja keras.
Pemilih
Rasional
Setelah kita memiliki standar dan memiliki kemampuan untuk melihat latar
belakang, kita akan disebut sebagai pemilih rasional. Pemilih rasional punya
standar yang baik bagi pilihannya. Pemilih rasional mampu untuk melihat latar
belakang dari pilihan itu.
Pada PEMILU 2014 ini, Stube-HEMAT Yogyakarta mengajak saudara-saudara untuk menjadi pemilih rasional. Metode untuk
menetapkan standar dan melihat latar belakang sang calon ini dinamakan political
tracking. Metode ini sudah dibagikan pada Jumat (14/3) yang lalu, di Persekutuan Mahasiswa
Kristen Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan (PMK STTL). Kelompok yang membagikan
metode ini adalah David Theo (STTL), Lius (APMD), dan Johain (UJB). Didampingi
dengan Tim Kerja Stube-HEMAT Yogyakarta, kelompok follow-Up ini membagikan
materi yang ia dapatkan pada pelatihan beberapa waktu yang lalu.
Kiranya metode ini berguna bagi kita semua. Setidaknya, cara sederhana
dalam menentukan pemimpin ini diketahui oleh keluarga ataupun saudara dekat
kita. Kelompok Follow-up senantiasa bergiat untuk mengajarkan metode ini.
Harapannya tentu semakin banyak orang disadarkan dan mampu menjadi pemilih
cerdas dan rasional. Kiranya Indonesia semakin maju dan makmur dengan pemilih
yang semakin pintar! (YDA)
Komentar
Posting Komentar