Yang Muda, Yang Berkarya
dalam Exploring Sumba
Yohanes Dian Alpasa, mahasiswa Teologi Universitas Kristen
Duta Wacana Yogyakarta dari Bengkulu Utara, sangat bersemangat dan menyanggupi
ketika mendapat informasi tentang program Exploring Sumba. Yohanes memiliki kerinduan
membagi pengetahuan dan ketrampilan khususnya dalam jurnalistik dan penulisan,
yang telah dilakukan pada bulan April – Mei 2014. Dengan tema ‘Saling Berbagi
demi Kemaslahatan Bersama: Mengenang Hikmat dalam kekuatan Tulisan di Sumba’
Yohanes mengajak mahasiswa dan kaum muda Sumba untuk mulai menumbuhkan kemauan
menulis dan menyajikan dalam tulisan yang bermakna.
Novia Sih Rahayu dari Kulonprogo, Yogyakarta antusias
mengikuti program Exploring Sumba. Bekal pengetahuan dan keterampilan yang ia
dapat selama belajar di Akindo telah dibagikan kepada teman-teman mahasiswa dan
pemuda gereja di Sumba pada bulan April – Mei 2014. Dua hal yang menjadi
harapan Novia ketika memunculkan tema ‘Menciptakan Sense Of Belonging Dan Mengembangkan Potensi Sumba Melalui Public Speaking’, yaitu pertama, ia
dapat membagikan ilmu dan keterampilan public
speaking dan editting kepada kaum
muda Sumba, untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk untuk
memajukan dan mempromosikan potensi daerahnya. Kedua, ia mengenal daerah Sumba
dan mendapat banyak teman dan relasi.
Hery Alberth Gardjalay, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Janabadra Yogyakarta menjawab tantangan Exploring Sumba dengan suatu karya
berupa aktivitas membagikan ilmu pengetahuan yang ia miliki, salah satunya
adalah penyadaran kepemilikan dokumen kependudukan, misalnya KTP dan Akta
Kelahiran kepada teman-teman mahasiswa dan pemuda gereja di Sumba. Dengan tema ‘Membangun
Kesadaran Masyarakat untuk Menyejahterakan Kehidupan Bersama, sebagai Wujud
dari Peran Warga Negara’ Hery berharap khususnya kaum muda dapat memahami hak dan
kewajiban sebagai warga negara, mengerti dan memahami peran sentral sebagai
warga negara dan aktif dalam menyikapi permasalahan masyarakat yang ada di
sekitar mereka. Pengalamannya berinteraksi dengan masyarakat di daerah asalnya,
Dobo, Maluku, tentu menjadi bekal yang sangat berharga ketika ia beraktivitas
di Sumba pada bulan Juni – Juli 2014.
Stenly Recky Bontinge, dari Luwuk, Sulawesi Tengah tergerak
untuk mengikuti program Exploring Sumba dengan mengusung tema ‘Logistik, Logika
dan Hati’. Ia berpijak dari konsep masyarakat yang kuat adalah masyarakat yang
mandiri dari perut, kepala dan hati, yang berarti bahwa suatu masyarakat akan
kuat apabila masyarakat itu mampu mandiri dalam mencukupi kebutuhan pangan,
memiliki pengetahuan kuat dan komitmen (keteguhan hati). Kombinasi pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki selama studi di Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan
dan Magister Teknik Sistem Universitas Gadjah Mada Yogyakarta serta
keterlibatannya sebagai tim Stube-HEMAT Yogyakarta menjadi bekal yang lengkap
untuk berkarya bersama mahasiswa dan kaum muda di Sumba pada bulan Juni – Juli 2014.
Ia berharap mahasiswa dan pemuda di Sumba dapat produktif dengan memanfaatkan
lahan sesuai lokalitas tumbuhan, bisa mengidentifikasi masalah lingkungan dan
advokasi serta teknik perekayasaan lingkungan secara sederhana dan dapat
memperkuat manajemen komunitas.
Anda mahasiswa? Anda berminat? (TRU)
Komentar
Posting Komentar