Diskusi Mahasiswa
Apa Itu
Social Entrepreneurship?
“Seorang Entrepreneur adalah dia yang berani mandiri dan
kreatif dalam mengusahakan sesuatu,” demikian menurut Y. Endro Gunawan, seorang
konsultan lepas beberapa LSM khususnya bidang Community Development, yang kerap
disapa Pak Endro. Selanjutnya, tambahan kata sosial pada kata entrepreneur memberi
tekanan bahwa usaha yang dilakukan harus bisa menjawab masalah sosial yang
terjadi untuk memberi kesejahteraan banyak orang. Pembahasan mengenai pemahaman
istilah social entrepreneurship menjadi topik pada diskusi awal pelatihan Social
Entrepreneurship, Sabtu, 9 Agustus 2014 di Sekretariat Stube – HEMAT
Yogyakarta.
Contoh menarik yang ditayangkan oleh koordinator Stube HEMAT
Yogyakarta, Trustha Rembaka, S.Th dalam diskusi ini adalah layanan kreatif yang
dilakukan seorang dokter muda, lulusan Universitas Brawijaya yang bernama dr.
Gamal Albinsaid dari Malang. Dokter muda ini merintis klinik asuransi sampah
yang memungkinkan anggotanya membayar dengan sampah kering seperti, botol,
kertas, kardus, atau plastik yang bisa didaur ulang. Melalui organisasi yang
dihimpunnya yakni Indonesia Medika, masyarakat bisa mendapatkan layanan
kesehatan seperti pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan kesehatan lainnya.
Ide ini muncul dari kasus meninggalnya seorang anak pemulung yang sakit diare
dan tidak dibawa ke rumah sakit dengan alasan biaya. Dari peristiwa itulah
dokter Gamal tergerak hatinya memberikan pelayanan kesehatan untuk kalangan yang
tidak mampu. Tapi perlu diakui, bahwa kegiatan ini bukan usaha yang mengejar
finansial profit yang bisa dirasakan oleh semua pihak yang terkait.
Social Entrepreneurship merupakan kegiatan usaha yang
mengejar profit, namun berangkat dari pemahaman untuk menyelesaikan
permasalahan sosial yang terjadi di suatu waktu dan tempat tertentu. Seorang social
entrepreneur dituntut kreatif selain dia juga harus memahami konteks masalah
sosial yang terjadi di tempat tertentu dengan membidik peluang-peluang yang ada.
Selanjutnya Y. Endro Gunawan menambahkan bahwa bentuk entrepreneur terbagi
menjadi tiga yakni entrepreneur, sosial entrepreneur, dan volunteer
entrepreneur. Seorang entrepreneur akan mengkreasikan ide dan aktivitasnya
untuk menarik keuntungan dan mengembangkan potensi di hadapannya. Seorang social
entrepreneur melakukan usaha mencari untung meskipun keuntungan usahanya itu
sebagian besar dikembalikan kepada masyarakat. Sementara seorang volunteer
entrepreneur murni mengabdikan ide dan karyanya untuk kesejahteraan masyarakat.
Banyak permasalahan sosial yang ada dalam kehidupan
masyarakat yang bisa sehingga kepada para peserta diskusi Stube-HEMAT Yogyakarta,
dan untuk kaum muda dimanapun berada, diskusi ini kemudian memberikan pemahaman
baru dalam gerakan sosial seorang muda. Setiap kaum muda dituntut untuk berani
melihat permasalahan, mempelajarinya, dan memandang permasalahan itu sebagai
tantangan sekaligus kesempatan. Selanjutnya, keberanian itu akan menimbulkan
kreatifitas dan kemandirian dalam menghadapi, mengolah, dan menghasilkan
sesuatu yang baru, yang segar, dan yang lebih menguntungkan masyarakat.
Seorang sosial entrepreneur berangkat dari sebuah
keprihatinan, berpikir dan bergerak positif melalui cara-cara sederhana
sekalipun. ***YDA
Komentar
Posting Komentar