BANGGA KARYA SENDIRI
Batik merupakan salah
satu kekayaan seni warisan budaya masa lampau yang telah menjadikan Negara
Indonesia ini memiliki ciri yang khas di mancanegara. Tahun 2009 Indonesia
mendaftarakan batik sebagai salah satu warisan budaya di UNESCO. Perkembangan
batik yang sudah menempuh perjalanan berabad-abad silam telah melahirkan berbagai
jenis dan corak batik yang khas di setiap daerahnya.
Yogyakarta juga ditetapkan
sebagai kawasan berbudaya HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran serta pemahaman masyarakat mengenai peranan dan kontribusi kekayaan intelektual
dalam perekonomian, kebudayaan dan kemajuan masyarakat di wilayah Yogyakarta.
Dengan ditetapkan
menjadi kawasan berbudaya HKI maka masyarakat Yogyakarta, khususnya di desa Bejiharjo,
Kabupaten Gunungkidul juga ingin melestarikan salah satu budaya Indonesia yaitu
batik. Di desa Bejiharjo khususnya warga jemaat GKJ Bejiharjo menyambut baik
hal ini dan sering mengadakan pelatihan bersama membuat batik. Kegiatan Studi Sosial
yang dilakukan oleh siswa-siswi SMPK Tirta Marta-BPK Penabur Jakarta, didampingi
para mahasiswa aktivis Stube HEMAT Yogyakarta juga memilih batik sebagai salah
satu tempat belajar mereka. Kegiatan ini
berlangsung pada tanggal 29 Oktober 2014 dengan tujuan agar siswa-siswi sebagai
kaum muda bangga akan karya batik buatan sendiri.
Ketika siswa-siswi
bertemu dengan warga jemaat di GKJ Bejiharjo, mereka menemukan
kesenangan sendiri saat mengetahui cara membuat batik, baik itu batik tulis
maupun batik jumputan, bahkan bisa membuatnya sendiri. Sebelum dimulai mereka
mendapatkan pengarahan dari ibu Pdt. Niluh Wahyuni, S.Th tentang
batik dan jenis-jenis batik. Selanjutnya mereka dibagi menjadi dua kelompok yakni
yang membuat batik jumputan dan yang
membuat batik tulis.
Sudah selayaknya
kita harus bangga dan ikut mempertahankan warisan budaya ini agar tidak punah dengan
bergantinya zaman. (Sofie)
Komentar
Posting Komentar