Mereka
Perlu Kita
Panti
Asuhan Sayap Ibu (bagian Anak)
Saat kita mendengar kata Panti Asuhan, maka dalam pikiran
kita terlintas sebuah tempat penampungan anak-anak yang dibuang,
ditinggalkan, dan tidak diinginkan oleh orang tua mereka. Ada banyak anak bisa
ditemukan di panti asuhan dengan kisah mereka yang mengharukan. Tak ada kata
yang bisa diucapkan untuk menggambarkan penderitaan anak-anak tersebut.
Satu moment yang sangat bermakna saat kami melihat langsung
dan bersentuhan dengan kulit halus para bayi dan balita di panti asuhan ini,
yang kisahnya dulu hanya kami dengar dari telinga ke telinga. Dua puluh
sembilan Oktober 2014, didampingi tim dari Stube HEMAT Yogyakarta, adik-adik
dari SMPK Tirta Marta Pondok Indah Jakarta berkunjung ke panti asuhan Sayap Ibu
Yogyakarta dalam acara Studi Sosial, dengan harapan mereka bisa lebih mengerti
arti kehidupan dan mau berbagi dengan orang yang membutuhkan sebagaimana
tercermin dalam tema “ Menjadi Sahabat Bagi Sesama”.
Kunjungan ini diawali dengan pembicaraan singkat antara
pendamping, adik-adik SMPK dan pengurus panti asuhan. Tidak banyak pertanyaan
yang diajukan kepada pengurus, hanya sekedar bertanya sejarah berdirinya panti
asuhan. Bapak Jumadi juga menceritakan kisah bayi-bayi tersebut, ada yang
ditemukan di tengah jalan, di depan panti asuhan bahkan ada yang diserahkan
langsung oleh orang tua mereka.
Setelah pertemuan pengantar, kami masuk ke ruang anak. Di
ruangan ini kami melihat beberapa tubuh mungil tertidur lelap di tempat tidur
mereka. Mendengar suara dan gerakan kami, mata kecil itu terbuka memandangi kami,
mengisyaratkan kepada kami untuk mengangkatnya dari tempat tidur itu dan
memeluknya dengan penuh kehangatan
Adik-adik masih merasa takut untuk menggendong bayi-bayi itu
dengan bantuan pendamping akhirnya beberpa anak bisa menggendong bayi-bayi itu.
Sebagian adik-adik asyik bermain dengan balita dan bayi-bayi yang lain.
Pendamping dan beberapa anak bertanya kepada pengasuh tentang bayi-bayi
tersebut.
Berapa jumlah bayi dan balitanya? Siapa nama bayi-bayi itu?
Bagaimana dengan nasib bayi yang tidak diadopsi dan banyak pertanyaan lain yang
diajukan adik-adik. Perbincangan yang kami lakukan dengan balita-balita
dan bayi-bayi itu diakhiri sekitar pukul 09.50 WIB. Sedih rasanya harus
berpisah dengan mereka, karena meski sesingkat itu rasa sayang telah ada buat
mereka. Untuk mengenang moment ini kami berfoto bersama bayi-bayi mungil ini
serta pengasuh, adik-adik SMPK dan pengurus.
Ada hal baru yang kami pelajari yakni berbagi bukan hanya
dengan materi saja, tapi dengan waktu yang kita punya, kita dapat berbagi
dengan orang yang lain. Dalam kehidupan ini tidak ada seseuatu yang sempurna
seperti yang kita inginkan, seperti mempunyai orang tua yang lengkap.
Tapi apa pun keadaan keluarga yang kita miliki, baik itu dalam keadaan
perpecahaan ataupun ketidaklengkapan anggota keluarga tetaplah jalani dengan
rasa syukur. Karena di setiap duka yang kita alami akan ada kebahagian yang
menunggu. Tetap semangat. (ITMS)
Komentar
Posting Komentar