Pelatihan
Leadership
SMK BOPKRI 2 Yogyakarta
“Menjadi
Pemimpin: Bagaimana Caranya?”
9 – 10 Januari 2015
Menjadi pemimpin bukan hanya mengatur, memperhatikan, melayani,
dan memberi perintah. Bila seseorang menjadi pemimpin maka ada banyak hal yang harus
dia lakukan. Ia harus mempersiapkan sikap, mental, dan fisik. Apakah hanya itu?
Tentu tidak! Ada banyak hal harus dipersiapkan sehingga tidak banyak orang
mampu untuk menjadi pemimpin yang baik. Sekalipun tata persiapannya terlihat
berat, semua orang bisa menjadi pemimpin. Bagaimana caranya?
Pertanyaan ini sedikit demi sedikit direnungkan dalam pembinaan
leadership bagi pengurus OSIS SMK BOPKRI 2 Yogyakarta. Pembinaan ini diwajibkan
bagi seluruh pengurus OSIS. Dari dua puluh enam anggota Organisasi Siswa Intra
Sekolah itu, ada tiga orang yang tidak dapat mengikuti pembinaan.
Dalam waktu dua hari di Wisma Omah Jawi Kaliurang Yogyakarta,
yakni antara Jumat – Sabtu, 9 – 10 Januari 2015, mereka berlatih dalam
pembinaan Leadership bersama Stube-HEMAT Yogyakarta.
Kembali kepada pertanyaan awal, bagaimana menjadi seorang
pemimpin? Tidak sedikit pejabat kita yang jatuh terjerat pelanggaran hukum. Tapi
itu semua tidak boleh membuat kita pesimis. Kita justru berharap besar bahwa suatu
saat nanti akan banyak pemimpin jujur yang muncul. Mungkin saja, bila kita
tekun berlatih, kitalah yang akan menjadi sosok pemimpin jujur itu.
Berikut adalah materi-materi yang dibagikan dalam pelatihan leadership
itu. Sekalipun berbentuk pelatihan, di sana tidak ada pelatih. Antara fasilitator
dari Stube-HEMAT dan teman-teman SMK BOPKRI 2 Yogyakarta berlatih bersama dan
saling berbagi.
Memimpin
Diri Sendiri
Materi ini disampaikan dalam sesi awal pelatihan Leadership. Yohanes
dari Stube-HEMAT memberikan beberapa sikap dan sifat yang harus dimiliki saat
ingin menjadi seorang pemimpin. Materi itu disingkat dengan tiga kata yakni:
Sikap, Mental, dan Disiplin. Sikap dan mental seorang pemuda akan terbentuk
bila orang itu ada dalam posisi disiplin.
Kedisiplinan adalah upaya untuk menghargai waktu, tenaga, dan kesempatan
diri sendiri dan orang lain. Bila seseorang tidak disiplin maka sikap dan
mentalnya akan kacau. Ia akan mudah terlihat grogi dan tidak berani menjawab
tantangan. Ia mudah takut dan tidak berwibawa. Ajarannya tidak didengar orang
lain. Akhirnya, ia menjadi pemimpin yang tidak dipercaya.
Imajinasi
Dan Kreativitas
Materi ini disampaikan oleh Trustha Rembaka S. Th. Seorang
pemimpin harus mempunyai imajinasi. Bayangan–bayangan yang ada dalam
kepalanya tidak boleh terikat. Ia harus bebas. Tetapi kemudian ia harus mampu
untuk menceritakan imajinasinya itu dalam simbol-simbol yang ada. Tujuannya
adalah agar imajinasi dapat dipahami oleh orang lain, misalnya ucapan dan
gambar yang kita keluarkan harus bisa dipahami oleh teman kita dan tidak
membuat bingung.
Setelah banyak berimajinasi, para calon pemimpin akan lebih
kreatif dalam menghadapi permasalahan. Ia mampu mengubah hambatan menjadi
tantangan. Bila teman–teman SMK yang berasal dari jurusan Boga dan Busana ini
mampu untuk kreatif, maka tidak sulit untuk menciptakan pekerjaan untuk dirinya
sendiri.
Permainan
Selain diskusi materi dan sharing, teman-teman SMK BOPKRI ini
diajak untuk bermain-main tentang ketangkasan dan kemampuan beregu. Game ini
dipimpin oleh Sarloce Apang.
Tanggapan
Dan Harapan
Tanggapan keluar dari teman-teman peserta pelatihan Leadership. Mereka
mengatakan ide yang diberikan oleh teman-teman dari Stube-HEMAT termasuk ide
”gila”. Mereka memang merasakan kebosanan tetapi cukup tertarik karena kemudian
ide-ide mereka untuk berkreasi dibukakan dalam pelatihan ini.
Kiranya teman-teman BOPKRI dimampukan untuk menjadi pemimpin di
masa depan. (YDA)
Komentar
Posting Komentar