Timur
Bergerak
Diskusi Manajemen Konflik di Kampus APMD
Pada
tanggal 17 April yang lalu, kampus APMD kembali menjadi tuan rumah sharing manajemen konflik. Berjalannya
kegiatan ini dimotori oleh Imanuel (APMD), Imelda (Stikes Bethesda), Fred (UGM)
dan Rony (UGM). Mereka adalah para mahasiswa yang rindu menularkan pemahaman
betapa pentingnya menjadi peacemaker
di kalangan mahasiswa perantau pada umumnya. Oleh sebab itulah kegiatan ini digelar
sebagai ajang untuk berbagi pengalaman bagaimana cara mengelola konflik dengan
bijak. Dimulai pukul 17:00 WIB sampai 20:30 WIB, acara ini diikuti dengan penuh
antusias oleh para mahasiswa yang hadir.
Acara sharing
dimulai oleh Imel dengan mengajak peserta saling memperkenalkan diri kepada
peserta yang lainnya. Bagi peserta yang baru bergabung dalam acara ini, Indah melanjutkan
dengan memperkenalkan secara singkat apa itu Stube HEMAT. Untuk keakraban
suasana, Nuel membawakan sebuah game keakraban dan mengawali proses jalannya
diskusi.
Pendalaman
materi tentang pemahaman dan identifikasi konflik disampaikan oleh Rony, dalam
pemaparannya saudara Rony mengkaji bahwa sumber konflik bisa saja terjadi oleh
karena sebuah kepentingan baik individu maupun kelompok yang diakibatkan
perebutan sumberdaya alam. Bertolak dari masalah tersebut Rony mengajak peserta
bersama sama memetakan dan menganalisis konflik tersebut karena sebuah analisa
yang matang dan data yang cukup akan membantu proses mediasi kedua belah pihak
yang bersengketa. Metode yang digunakan untuk membantu dalam memetakan konflik
diambil dari analogi bawang bombai dan pohon konflik.
Selanjutnya
Fred mendampingi role-play untuk
memahami fase konflik dan cara penyelesaiannya. Pada role play yang dimainkan
oleh tiga kelompok peserta inilah rumusan analisis dan daftar alternatif
penyelesaian konflik digali dan diterapkan, hingga fase-fase yang terjadi dalam
konflik bisa jelas dipahami oleh peserta. Adapun contoh kasus yang diangkat
oleh masing masing kelompok adalah; konflik antara mahasiswa dan dosen yang
sulit ditemui dengan berbagai alasan kesibukan, konflik antara orang tua dan
kenakalan anak dalam rumah tangga, dan konflik pihak ketiga dalam hubungan
sepasang kekasih yang berujung pada perkelahian.
Sharing
pengalaman ini adalah wujud tindak lanjut dari hasil mengikuti pelatihan
manajemen konflik yang dilaksanakan Stube-HEMAT Yogyakarta beberapa waktu yang
lalu. Pada follow-up ini dihadiri
oleh 25 mahasiswa dari berbagai kampus seperti Stikes Bethesda, UKDW, UKSW
Salatiga, STMIK AMIKOM, ITY, UAD, UIN Sunan Kalijaga, STPMD APMD, INSTIPER,
UGM, STTNAS, UWMY, UST, juga dihadiri oleh aktivis dari YMCA. Kegiatan
selanjutnya dari kelompok follow-up ini adalah membahas tuntas proses advokasi konflik
bersama LBH Yogyakarta. (PIAF)
Komentar
Posting Komentar