Hegemoni Wisata di Pulau Surga
Sebuah pengalaman
singkat
merasakan kehidupan laut di Karimunjawa
Pergi ke Karimun Jawa adalah keinginan banyak orang karena
kepulauan ini memiliki
segudang pesona alam. Kepulauan ini semakin hari semakin bersolek menantang
wisatawan untuk menjejakan kaki kesana. Dari pelabuhan Jepara, antusiasme tinggi
pengunjung sudah terlihat. Tidak perlu ada pertanyaan
kemana anda akan pergi ketika di pelabuhan ini. Sebab pasti Karimun Jawa sajalah
jawabannya.
Magnet wisata Karimun Jawa menguat sejak 8 tahun lalu. Awalnya, promosi dilakukan hanya
dari mulut ke mulut hingga akhirnya saat ini calon pengunjung dimanjakan
dengan
berbagai jenis
paket wisata. Mereka tinggal
klik, transfer dan menikmati.
Fasilitas Pendukung
Akses ke kepulauan ini cukup mudah, tersedia
dua pilihan, menggunakan Kapal motor cepat (waktu tempuh 2 jam) atau
menggunakan kapal fery (waktu tempuh 5 jam). Biasanya, prosedur formal setelah
menginjakkan kaki di pulau ini adalah bertemu guide masing-masing yang akan mengantar ke penginapan, tapi, tetap
ada saja satu dua orang pelancong yang memilih hemat menggunakan metode back packer.
Di kiri kanan jalan terdapat home
stay, hampir semua rumah di Karimun berubah menjadi Home stay, bersaing
dengan hotel mewah milik investor. Masing-masing memiliki peminatnya sesuai
ketebalan kantong. Memilih menginap di rumah teman ataupun kenalan untuk merasakan kehidupan
asli masyarakat Karimun Jawa bisa menjadi pengalaman original berinteraksi dengan kearifan lokal dan bahkan masalah
mendasar. Jangan samakan fasilitas rumahnya dengan home stay atau hotel, tapi
di situlah letak kehidupan sesungguhnya, menjadi anak pantai yang cinta damai, mandi
ramai-ramai di lokasi terbuka dekat mata air, sampai menikmati pemandangan
pantai lewat toilet tak berdaun pintu.
Sisi Lain
Profesi pemandu wisata diakui sebagai ujung tombak pariwisata
Karimun Jawa. Mereka bekerja atas dasar
kepercayaan dengan
menjaga nama baik (teman seprofesi, pemberi kerja dan daerah Karimun Jawa) demi
citra pariwisatanya. Mereka belumlah semapan guide di Yogyakarta atau Bali, tapi
dituntut bekerja ramah seperti pramugara, kuat bak pengawal bahkan rajin
layaknya pembantu. Hal ini terlihat dari kompaknya guide menyediakan
makanan (memanggang ikan) bagi wisatawan, mencucikan peralatan makan dan snorkling sampai memberikan P3K pada
pengunjung yang cedera di lokasi.
Pariwisata Karimun Jawa didukung banyak pihak. Masyarakatnya ikut
berpartisipasi menggerakkan roda pariwisata, berkolaborasi dengan pemerintah
dan investor (dalam maupun luar negeri). Perlahan, terjadi peningkatan ekonomi
warga walau belum bisa dikatakan merata.
Dibalik gemerlap pariwisata yang selama ini tersamarkan,
tertutupi hegemoni tawa canda riang, romantika ekspresi wisatawan penikmat
pulau surga ini, banyak hal yang menjadi
pekerjaan rumah bersama. Ketersediaan energi listrik yang mencukupi bagi
penduduk setempat, air bersih, kesempatan mendapat pendidikan tinggi, sanitasi
sampai kehidupan malam dengan tawaran sex komersial menjadi tanggung jawab
bersama yang harus segera mendapat penanganan. (SRB)
Komentar
Posting Komentar