PROGRAM EKONOMI KELAUTAN
Ada Apa dengan Laut Indonesia?
Diskusi – Pelatihan – Eksposur – Presentasi
Indonesia memiliki kawasan maritim yang
mencakup 70% wilayah Indonesia dan memiliki panjang total garis pantai
Indonesia sepanjang 54.716 km. Namun, kenyataannya sektor maritim tidak
mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Hal ini berdampak
pada banyaknya kasus pencurian ikan oleh negara lain di lautan Indonesia,
rendahnya kesejahteraan sosial di kalangan pekerja dan nelayan, tidak adanya
kebanggaan hidup sebagai nelayan di kalangan anak muda sebagai generasi penerus
dan tidak adanya kurikulum pendidikan bagi anak-anak yang menanamkan cinta
dunia maritim.
Keadaan ini melumpuhkan potensi kelautan
yang dimiliki Indonesia dan masyarakatnya. Karena itu rasa cinta laut harus
ditanamkan dalam hidup sejak anak-anak, sehingga memiliki pengetahuan tentang
kelautan Indonesia yang membentang dari Samudera Hindia, Selat Malaka, Laut
Cina Selatan, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Pasifik, Laut Arafura,
Laut Timor dan daerah-daerah kecil lainnya, area strategis ekonomi laut, daerah
maritim, atau tempat maritim militer.
Sebenarnya pengetahuan didapat dari
belajar, keahlian diperoleh dari melakukan dan cinta diperoleh dari mencintai.
Melalui pelatihan ini, mahasiswa belajar kekayaan maritim Indonesia secara
menyeluruh dan mengetahui potensi maritim yang bisa dikembangkan.
Tujuan
- Peserta menyadari potensi kelautan di Indonesia dan memperkuat nilai tawar nelayan nasional.
- Peserta berinteraksi dengan kehidupan laut, nelayan dan permasalahan ekonomi kelautan.
- Peserta menemukan terobosan atau temuan baru untuk pertumbuhan ekonomi kelautan di berbagai daerah di Indonesia.
Pelaksanaan
Diskusi (28 Juli 2015 di Omah Limasan): Maritim Indonesia: antara Harapan
dan Kenyataan
Pembekalan Peserta (Sabtu, 22 Agustus 2015 di Aula CD Bethesda, Klitren Lor GK III/347 Yogyakarta
Eksposur/Plunge into/Berbaur dalam Realita Kehidupan:
Sadeng dan Pantai Gunungkidul, 28 – 30 Agustus 2015.
Berbaur dengan masyarakat setempat yang berinteraksi dengan laut dan
pesisir. Menemukan dinamika kehidupan sehari-hari, mata pencaharian,
lingkungan, air bersih, hasil laut, pesisir dan wisata. Membidik potensi yang
bisa dikembangkan di kawasan pantai dan pesisir gunungkidul, antara lain
pantai, tebing, wisata, camping.
Menyusuri kawasan pesisir yang mengalami kerusakan dan menemukan
model-model konservasi yang dapat diadopsi dan diterapkan di kawasan lain di
Indonesia, bahkan bisa dikembangkan menjadi kawasan ekowisata.
Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, 27 – 30 Agustus 2015.
Menyelami kehidupan sehari-hari nelayan dan menemukan realitas kehidupan
antara masalah dan kesempatan, misal kesehatan, taraf hidup, pendidikan,
kesehatan.Selain itu, menemukan sisi lain yang potensial untuk peningkatan
taraf hidup masyarakat setempat, misalnya hasil laut, kawasan pesisir, wisata.
Stakeholder: Satuhati, GKJW Banyuwangi, pepanthan Muncar
Presentasi Eksposur dan Rencana Tindak Lanjut, 12 – 13 September 2015
Follow Up
- Tulisan rekomendasi hasil pelatihan
- Kurikulum pembelajaran cinta laut
- Tulisan dan video ‘feature’ mereka yang hidup di laut
- Proposal konsep pengembangan kawasan maritim dan atau kegiatan ekonomi (profit) berbasis laut
- Lainnya (ide-ide yang ditemukan ketika berproses selama pelatihan dan eksposur)
Kontribusi
Rp 25.000,00
sertifikat, materi, akomodasi
dan subsidi transportasi
Komentar
Posting Komentar