Lebih dari Sekedar Pertandingan
Jika
pernah melihat film Armageddon, kita tahu bagaimana kisah pencarian orang yang tepat, dalam
waktu dekat, untuk misi berat. Meski tak seberat misi di film tersebut tapi hal
ini terjadi di dunia nyata. Ya, kejadian itu berlangsung ketika Stube-HEMAT
membentuk 3 tim dalam dua hari, untuk ikut serta dalam lomba voli putra, putri
dan lomba vokal grup pada 14 - 16 November 2015, yang diadakan Komunitas Oikumene
Nusantara. Misi ini dilakukan sebagai upaya untuk mempererat jejaring dengan kaum
muda Yogyakarta.
Oikumene Nusantara adalah
salah satu komunitas pemuda Kristen di Yogyakarta. Memang, komunitas ini baru
dua bulan berdiri tapi kiprahnya terbilang berpengaruh, mereka “berani” mengadakan
event besar. Ini adalah sebuah motivasi bagi kaum muda Kristen agar lebih produktif
tidak terbatas dalam gedung Gereja sendiri, tetapi keluar menjangkau Gereja
lain bahkan menyentuh masyarakat luas, sebab terbukti peserta lomba tidak hanya
pemuda Kristen, tapi tampak juga saudari kita yang berhijab ikut serta
berpartisipasi dalam lomba voli.
Pertolongan Tak Dinyana
Saat kami sulit
membentuk tim, pertolongan datang tak terduga dari dua aktivis Stube-HEMAT,
mereka adalah Nuel, asal Alor, dan Frans asal Sumba. Mereka berdua berupaya
sekuat tenaga membangun 2 tim peserta lomba voli. Tercatat, 4 pemain pria
berhasil dikumpulkan Nuel dan 4 pemain
wanita direkrut Frans.
Pertandingan
voli berlangsung di Gedung Voli UNY pada tanggal 14 November 2015 sementara
tim vokal grup terbentuk atas arahan Indah (Tim Kerja Stube-HEMAT), David (wakil
ketua PMK ITY dan aktivis Stube HEMAT asal Kal-Teng), yang hobi menyanyi, berhasil
menghimpun 5 orang temannya sesama PMK ITY yang “sehobi”. Mereka berlatih
menyanyikan dua lagu, Tunjukkan KuasaMu (Nanaku) dan Do’a Kami (True Worshippers).
Berkenalan di Lapangan
Sekali latihan
untuk pertandingan voli memang tidak mencukupi, terbukti kedua tim Stube tumbang di babak penyisihan. Tim putri tumbang
oleh sang juara turnamen, Forsa, tim sarat pengalaman yang dihuni pemain-pemain
hebat tingkat lokal. Sementara tim putra “dilumat” oleh juara dua, tim voli Universitas Sanata Dharma. Bagi awam
tentu mengecewakan, tapi bagi kami hasil itu diluar ekspekstasi, membentuk tim
saja sudah bagus, apalagi berani tampil melawan raksasa-raksasa itu, sungguh
bak Daud versus Goliat. Walau mereka baru saling kenal tapi kekompakkan mereka
terlihat di dalam dan luar lapangan.
Tempaan pasti menguatkan
Beda lomba
beda nasib, benarkah Dewi Fortuna di pihak kita? Ada 6 tim terdaftar, tapi yang
hadir saat pertandingan vokal grup digelar minggu malam (15/11/2015) di GBI Shine, hanya dua, kami dan KMK STPMD “APMD”, tim vokal grup yang sudah malang
melintang di dunia tarik suara.
Lega bercampur
gembira di hati, walau kritik pedas dewan juri ditujukan pada kami. Sebab kita
belajar dari kritik orang lain. Dalam pada itu, Stube-HEMAT mengunci juara dua.
Benar saja, esoknya saat penutupan lomba di Kapel UKRIM, kami menyabet gelar
juara 2 sekaligus menegakkan kepala, setelah tertunduk dua hari lalu.
Lomba voli dan
vokal grup mengajarkan kami bahwa sempurnanya sebuah tempayan tercipta dari
tempaan keras sang penjunan. Selamat berkarya dan terus
berproses dalam tempaan hidup yang sesungguhnya. (SRB).
Komentar
Posting Komentar