Jogja ‘Asat’
Pembangunan, Isu Lingkungan dan Sikap Kita
“Jogja asat” bukan hanya ungkapan dalam dunia
maya tapi juga dalam dunia nyata. Mural
yang menjadi simbol kreatifitas seniman jalanan juga menggambarkan
fenomena ini. “Jogja Asat” menyimpan pesan keprihatinan dan peringatan bagi sebagian
masyarakat yang hidup di Kota Yogyakarta dan sekitarnya akan ancaman kekurangan air.

Diawali dengan kisah
Yohanes mengenai Yogyakarta tempo dulu dengan
romantika masa lalu dimana banyak orang berjalan kaki, pepohonan
rindang di kanan kiri
jalan, orang-orang lalu lalang bersepeda
dengan gembira, sementara anak-anak mudanya menemukan cinta di Yogyakarta yang teduh. Tapi sekarang semua sudah berubah.
Pembangunan menyeruak di
segala bidang. Pembangunan baik fisik
dan non-fisik digalakkan
untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Pembangunan tidak saja soal pembangunan
pemikiran luhur, tetapi juga soal pembangunan gedung-gedung besar. Penghisapan air tanah banyak dilakukan oleh gedung-gedung
besar, khususnya hotel dan mall
menjadi pemicu keringnya sumur-sumur di sekitarnya. Masyarakat mulai merasakan
kesulitan mendapatkan air. Jogja pun dianggap mulai ‘asat’.
Setiap pembangunan bukan hanya mendatangkan hal
positif, tetapi juga hal negatif. Orang
merasakan keuntungan tetapi ada juga yang merasakan keresahan. Orang resah
karena kualitas lingkungan semakin menyusut dan orang
berteriak agar pembangunan harus adil memperhatikan aspek lingkungan. Peserta diskusi yang merupakan mahasiswa studi
lingkungan, tentu saja
mengenal isu-isu lingkungan dengan lebih baik.
Ternyata anggapan tersebut tidak
sepenuhnya benar karena secara
akademik mereka
belajar tentang pembangunan dan dampak pembangunan yang ditimbulkan dan
berfokus pada isu nasional seperti tambang, perkebunan, dan industri. Artinya,
isu lokal Yogyakarta tidak menjadi bahan perkuliahan sekalipun menarik dan penting.
Agus, seorang peserta diskusi, mengomentari
pembangunan infrastruktur di daerah-daerah. Dibangunnya pabrik-pabrik
mempengaruhi kehidupan ekonomi, budaya, dan lingkungan daerah. Di bidang ekonomi,
pembangunan menaikkan pendapatan dan arus uang ke daerah. Artinya, pembangunan berdampak baik
pada pertumbuhan ekonomi. Di bidang
budaya, perkembangan industri juga mempengaruhi gaya hidup seperti konsumsi semakin tinggi sementara budaya menabung tidak lagi menjadi
konsentrasi. Pada aspek
lingkungan, pembangunan di daerah sebagian menguntungkan tetapi perlu juga
koreksi dan pembenahan karena ada
perusahaan yang memenuhi kriteria AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), tetapi ada juga yang
tidak memenuhi kriteria, sehingga
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup pun
terjadi. Industri dan perusahaan yang dimaksud Agus ini adalah perusahaan
tambang, pariwisata, perkebunan dan sarana-prasarana umum.
Kelompok diskusi ini
berharap semoga semakin banyak teman-teman yang sadar
akan perubahan lingkungan dan semakin arif dalam mengelola pemanfaatannya. Kelompok
ini juga berharap dapat
membagikan pemahaman cinta lingkungan kepada sebanyak mungkin orang, agar semakin banyak orang sadar bahwa
lingkungan itu penting untuk dijaga. Menjaga lingkungan berarti menjaga
kehidupan yang berkeadilan. (YDA)
Komentar
Posting Komentar