Mari Membuat Bio-Briket Sendiri
Alvon Laoli, mahasiswa
jurusan Teknik Lingkungan ITY asal Nias ini memiliki keinginan kuat untuk
membagikan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, yakni membuat bio-briket.
Awalnya ia mengikuti pelatihan energi terbarukan dengan tema “Manfaatkan Energi
Terbarukan: Kita Bisa Apa?” yang diadakan oleh Stube-HEMAT Yogyakarta yang
memfasilitainya berkunjung dan belajar bio-briket di desa Sukunan.
Bio-briket berasal dari daur
ulang arang sisa pembakaran sampah organik seperti daun, ranting, kayu dan
sebagainya. Cara membuatnya cukup mudah. Mula-mula arang dihancurkan dan
dicampurkan dengan adonan tepung kanji lalu dipadatkan dalam pipa berdiameter
10 cm menggunakan palu. Sesudah proses pemadatan dan cetak maka jadilah bio-briket
basah, yang selanjutnya akan berakhir dalam proses penjemuran yang memakan
waktu 1-2 hari. Apabila sudah kering, bio-briket ini siap digunakan. Prinsip
pemakaian bio-briket sama dengan pembakaran arang pada tungku ‘anglo’ dengan kelebihan
dapat menciptakan sumber energi alternatif pengganti gas dan lebih irit
dibandingkan arang.
Sore itu (27/6/2016)
bertempat di sekretariat Stube-HEMAT Yogyakarta, Alvon begitu antusias
mengajarkan cara membuat bio-briket, ia pun tak segan menyediakan kaus tangan lateks
bagi peserta. Alvon tak hanya bicara ia juga memperagakan proses pembuatan yang
langsung diikuti oleh peserta. Imel salah satu peserta asal Sekadau, Kalimantan
Barat berkata “Pengetahuan dan ketrampilan ini sangat bermanfaat terutama bagi
masyarakat pedesaan yang masih mengandalkan kayu bakar, sebab tak bijak rasanya
jika kayu bakar terus menerus dipakai tanpa melakukan konservasi”.
Diskusi dan workshop ini berlangsung
menarik, semua peserta paham dan memiliki tambahan keterampilan sederhana
sebagai bekal untuk mengatasi permasalahan sederhana dalam kehidupan
sehari-hari. Bio-briket adalah ‘alternative-energy’ yang bisa dibuat sendiri
dengan memanfaatkan sampah organik. Dengan begitu semua orang sama sekali tidak
perlu takut ketika harga minyak tanah dan gas LPG melonjak naik. Arang tetap
menjadi alternatif dan bio-briket menjadi solusi efektif dan cerdas.
Mari kawan muda yang
sudah bisa membuat bio-briket, jadilah tutor sebaya dan menjadi percikan cahaya kecil di ambang
ancaman kegelapan krisis energi. Terima kasih Alvon Laoli. (SRB).
Komentar
Posting Komentar