Semangat
untuk Belajar dan Berbagi
P R O G R A M E X P L O R I N G S U M B
A
Bulan
Juni tahun 2016 sangat dinanti oleh trio mahasiswa: Junita Samosir, Resky
Yulius dan Christian Badai Bulin. Ada apa? Ya, ketiganya akan berangkat dari
Yogyakarta menuju Sumba, salah satu pulau di propinsi Nusa Tenggara Timur.
Pertanyaan
berikutnya adalah, mengapa di Sumba, tidak di pulau lainnya? Karena di Sumba
ada Stube-HEMAT Sumba. Ketiga mahasiswa tersebut menjadi bagian dari enam
mahasiswa aktivis Stube-HEMAT Yogyakarta yang akan berangkat ke Sumba dalam
program Exploring Sumba dari Stube-HEMAT Yogyakarta untuk mengirim mahasiswa
aktivis Stube-HEMAT ke Sumba. Mahasiswa yang dikirim ke Sumba akan berbagi
pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa, kaum muda dan masyarakat Sumba.
Peserta
program Exploring Sumba akan berada di Sumba selama tiga puluh hari. Mereka akan
belajar banyak hal mengenai Sumba, dari keadaan masyarakat, sosial budaya, pertanian,
lingkungan alam dan pariwisata. Namun, selain belajar, mereka akan berbagi
dengan anak muda, masyarakat dan gereja tentang keterampilan dan pengetahuan
yang mereka dapatkan selama belajar di Yogyakarta. Jadi program Exploring Sumba
menjadi media yang penting untuk saling belajar bagi kedua pihak tersebut.
Siapa
saja ketiga peserta tersebut? Ayo, kenali mereka lebih dekat. Yang pertama
adalah Junita Samosir, seorang mahasiswi dari Simalungun, Sumatera Utara. Saat
ini Junita, sudah menyelesaikan studi di fakultas Agroteknologi, Universitas
Mercu Buana Yogyakarta. Selama di Sumba, Junita akan berbagi pengetahuan
tentang pengolahan hasil pangan seperti yang ia pelajari di kampusnya. “Harapan
saya, saya dapat menjadi manfaat bagi masyarakat setempat dan saya dapat
belajar pengalaman baru,” ungkapnya.
Berikutnya,
Resky Yulius, seorang mahasiswa dari Toraja, sebuah daerah di Sulawesi Selatan
yang cukup kental tradisi dan budayanya, seperti di Sumba. Saat ini Resky
sedang menempuh kuliah di Universitas Kristen Duta Wacana, program studi
Manajemen. Selama di Sumba ia akan berinteraksi dan berbagi pengalaman dengan
mahasiswa dan anak muda gereja tentang kesiapan diri memasuki dunia kerja maupun
menciptakan peluang kerja. Resky berharap, “Saya semakin tahu mengenai kearifan
lokal masyarakat Sumba, budayanya, kerajinannya, landscape alamnya dan orang-orangnya. Selain itu, saya juga bisa
membagikan ilmu yang saya punya untuk masyarakat Sumba dan bisa diteruskan”
paparnya.
Peserta
ketiga adalah Christian Badai Bulin, seorang mahasiswa Teknik Informatika
Universitas Kristen Duta wacana yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Pengetahuan dan keterampilan tentang komputer dan editting yang telah ia
peroleh di kampus mendorong Iyan, panggilan akrab Christian, untuk berbagi
pengalaman dengan teman-teman di Stube-HEMAT Sumba, khususnya tentang pembuatan
video pendek yang berisi pesan-pesan sosial, kepedulian lingkungan, budaya
masyarakat dan pariwisata. Selain itu, Iyan juga memiliki ketrampilan untuk
olah vokal, jadi bisa berlatih menyanyi bersama Iyan.
Pdt.
Dominggus Umbu Deta, S.Th., koordinator Stube-HEMAT Sumba berharap teman-teman
dari Yogyakarta mampu menyesuaikan diri dengan keadaan di Sumba sehingga materi
dapat tersampaikan dengan baik kami yang di Sumba dapat menerapkan secara
berkelanjutan. Selamat
datang di tanah Marapu, selamat berproses di bumi Sumba, teman-teman. Kami siap
menyambut kedatangan teman-teman dan bekerjasama untuk kemajuan bersama. (TRU).
Komentar
Posting Komentar