Keuangan Aman, Keluarga Nyaman
Belajar
Manajemen Keuangan Keluarga
bersama Stube-HEMAT Yogyakarta
Kuliah
Kerja Nyata Mahasiswa UST Pedepokan 96
“Ada
pepatah Jawa, ‘mangan ora mangan sing penting kumpul’ (makan atau tidak makan
yang penting tetap berkumpul) artinya meskipun kondisi keluarga tidak mampu,
keluarga tetap berkumpul. Saat ini
pepatah tersebut sudah berubah menjadi ‘pisah ra masalah sing penting mangan’
(pisah tidak masalah yang penting bisa makan). Mengapa begitu? Hal ini terjadi
karena desa dianggap tidak memiliki potensi dan tidak bisa menjual kelebihan yang
ada, namun seiring perkembangan jaman, perubahan menunjukkan hal positif, khususnya
di Gunungkidul. Desa-desa di wilayah ini sudah dikenal karena potensi alam dan
wisatanya”, ungkap Trustha mengawali sarasehan bersama ibu-ibu di Dusun Waduk, Kecamatan
Patuk, Gunungkidul bersama mahasiswa KKN UST padepokan 96.


Terkadang berapa pun besar penghasilan, di akhir bulan
keuangan masih minus. Jadi, masalahnya bukan pada besarnya penghasilan, tetapi bagaimana
mengelolanya. Mengatur keuangan sepertinya sulit, apalagi sudah berkeluarga,
tetapi tidak sesulit yang dibayangkan. Ada beberapa langkah yang bisa
dipelajari, antara lain:
Membuat
perencanaan keuangan, mencatat berapa banyak
pendapatan yang dimiliki, mengatur apa saja yang harus dibelajakan atau digunakan
dan berapa yang akan disimpan. Perencanaan ini harus realistis, termasuk
anggaran rekreasi keluarga untuk membangun keharmonisan keluarga.
Mulai
menabung, karena tabungan membuat
perasaan aman dan keuangan stabil. Saat menerima gaji atau hasil panen langsung
sisihkan sejumlah uang untuk ditabung. Biasanya penduduk desa menabung dalam
wujud emas, ternak, sapi, kambing atau kerbau.
Membedakan
antara keinginan dan kebutuhan, karena
keduanya sangat mirip, keinginan dianggap sebagai kebutuhan. Misalnya tetangga
membeli motor, kemudian ikut-ikutan beli motor meskipun kredit. Ini tidak baik
karena hanya menuruti keinginan. Keluarga membuat daftar yang harus dibeli kemudian
tentukan yang prioritas.
Menghindari
hutang atau kredit, sebisa mungkin,
hindarkan dari hutang alias kredit! Kemudahan proses pembayaran membuat seseorang
lupa diri tetapi kredit juga tetap dibutuhkan. Jadi, keluarga harus mengatur
berapa besar angsurannya.
Berinvestasi, keluarga harus memikirkan kehidupan di masa depan.
Ada cara berinvestasi yang bisa dilakukan penduduk desa, seperti emas, tanah
dan menanam pohon, biasanya jati dan mahoni karena nilainya akan naik seiring
berjalannya waktu.

Di
akhir sarasehan tersebut ibu-ibu diajak untuk mulai praktek mengatur
keuangan keluarga. Hal ini memang tidak mudah tetapi bisa dilakukan secara
sederhana demi kebahagiaan keluarga di masa yang akan datang. Selamat mencoba.
(TRU).
Komentar
Posting Komentar