Keberagaman budaya dan agama yang ada di Indonesia merupakan
kekayaan dan kenyataan yang harus disikapi secara sadar dan penuh ucapan syukur.
Sikap ini harus terus ada dalam setiap benak anak bangsa sepanjang perjalanan bangsa
Indonesia.
Demikian pula Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai lembaga
pendampingan mahasiswa Kristiani yang sedang studi di Yogyakarta menyadari
bahwa di dalam lembaga ini juga memiliki keberagaman baik itu latar belakang
mahasiswa, asal daerah dan budayanya. Partisipasi Stube-HEMAT Yogyakarta dalam
karnaval yang diadakan pada hari Sabtu 12 November 2016 adalah wujud tindak
lanjut program Multikultur dan Dialog Antara Agama yang diadakan beberapa waktu
lalu, khususnya dalam kerjasama dengan Forum Kebersamaan Umat Beriman (FKUB
Kebersamaan) Klaten.
Stube-HEMAT Yogyakarta mengirim delegasi yang berjumlah dua
puluh orang dan menggunakan pakaian tradisional dari daerah mereka masing-masing,
seperti Nias, Lembata, Sumba Timur, Bajawa, Sumatera Utara, Sumba Barat, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Sumba Barat Daya, Alor, Halmahera, Manggarai dan Timor
Leste. Keterlibatan para mahasiswa dalam karnaval ini membantu mahasiswa tumbuh
kesadaran dirinya bahwa mereka hidup di tengah keberagaman yang ada di bumi
Indonesia dan muncul kepercayaan dirinya untuk berinteraksi aktif dalam merawat
keberagaman di masyarakat.
Stube-HEMAT Yogyakarta menjadi bagian dari ribuan peserta yang
datang dari berbagai daerah di Indonesia seperti kelompok keagamaan, penghayat
kepercayaan dan organisasi dari Nahdlatul Ulama Klaten, Paroki-paroki gereja
Katholik, Komunitas olahraga di Klaten, Banser, kelompok tari topeng ireng
Magelang, Fatayat NU, anak muda Gereja-gereja Kristen Jawa di Klaten, NU
Pasuruan Jawa Timur, anak muda Buddha, kelompok seni Reog, berbagai komunitas
anak muda, Pondok Pesantren, pemuda gereja Kristen Indonesia, anak muda Hindu, FKUB
Lampung bahkan utusan dari Gereja Masehi Injili Bolaang Mongondow (GMIBM),
Sulawesi Utara.
Rangkaian karnaval diawali dengan apel kebangsaan kaum muda
multikultur di Alun-alun Klaten. Semua peserta menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya dan dilanjutkan mengucapkan Ikrar Kebangsaan Kaum Muda
Multikultur yang isinya bersyukur atas rahmat keberagaman sebagai karunia
kekayaan nusantara, setia membangun semangat kebersamaan, kekeluargaan dan
perdamaian dengan karya nyata, mengakrabi perkembangan teknologi dengan penuh
tanggung jawab untuk mewujudkan nilai-nilai kebaikan, dari Klaten untuk Indonesia.
Selanjutnya Gus Jazuli Kasmani, salah satu pengurus Forum Kebersamaan Umat
Beriman (FKUB Kebersamaan) Klaten menyampaikan salam dari perwakilan enam agama
dan penghayat kepercayaan dan dilanjutkan doa pembukaan karnaval.
Karnaval menempuh rute dari alun-alun Klaten menuju Monumen Juang
45. Beragam kreasi seni dan budaya dari berbagai agama dan etnis itu disuguhkan
dalam suatu rangkaian bernuansa keberagaman dalam kedamaian. Masyarakat Klaten
dan sekitarnya pun antusias menyaksikan karnaval dan berbagai atraksi yang
ditampilkan. Tak sedikit yang merekam dan berfoto bersama peserta kontingen
karnaval.
"Karnaval lintas iman dan budaya itu akan diselenggarakan
tiap tahun untuk memperingati Hari Toleransi Sedunia yang diperingati setiap
tanggal 16 November," ungkap Gus Jazuli Kasmani.
Keunikan yang ditampilkan kontingen Stube-HEMAT Yogyakarta
dengan pakaian tradisional dari beberapa daerah di Indonesia mengundang rasa
ingin tahun dari beberapa orang dan mengajak berdialog dan berfoto bersama.
Nyatalah adanya bahwa keberagaman itu memang indah. Syukurilah dan rawatlah
keberagaman di Indonesia. (TRU).
Komentar
Posting Komentar