Stube-HEMAT Yogyakarta sebagai lembaga pendampingan
mahasiswa kristiani dari berbagai daerah melihat hal ini penting diketahui oleh
mahasiswa. Melalui diskusi mahasiswa yang diadakan pada hari Sabtu, 21 Januari
2017 di Sekretariat Stube-HEMAT Yogyakarta, diharapkan anak muda mampu
mengetahui sejarah kekristenan di Indonesia,
denominasi dan kontribusinya untuk bangsa Indonesia.
Dua puluhan peserta mengikuti
diskusi yang dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama dipandu oleh Trustha
Rembaka, yang mengajak peserta melihat ulang sejarah awal kekristenan. Peserta
membaca kembali Alkitab tentang para rasul yang mendapat mandat dari Yesus
Kristus untuk menyampaikan kabar baik kepada setiap orang, yang diawali dari
Yerusalem, Yudea dan Samaria sampai ke ujung bumi seperti yang tertulis di
Kisah Para Rasul 1:8. Sedangkan istilah Kristen itu sendiri muncul sekitar
tahun 40 M. Kekristenan mula-mula berkembang dari Palestina kemudian menyebar
ke berbagai kota-kota di Asia Kecil, Afrika Utara dan Siria. Meskipun ada
tantangan dan hambatan, kekristenan terus berkembang hingga ke Yunani sampai ke
Roma. Kekaisaran Romawi pada saat itu memiliki pengaruh yang sangat kuat.
Beberapa kaisar menentang kekristenan namun ada beberapa yang akhirnya menjadi
Kristen.
Sesi kedua dipandu oleh Yohanes
Dian Alpasa. Ia memaparkan bahwa kekristenan telah memiliki kekuasaan dan
menjadi agama negara. Kekuasaan yang besar ini akhirnya mendorong terjadinya
penyelewengan yang dilakukan oleh oknum-oknum pemimpin gereja dimana masyarakat
yang mengalami kesulitan tidak diperhatikan bahkan diabaikan oleh gereja, suap di antara pejabat gereja demi kedudukan tertentu, perselingkuhan
dan skandal seks di antara para pemimpin gereja, penjualan
surat pengampunan dosa,
serta benda-benda disakralkan
dan dikultuskan tanpa makna yang jelas. Martin Luther tergerak melakukan kampanye reformasi gereja pada tahun
1517. Reformasi muncul untuk memperbaiki gereja sehingga keberadaan gereja
mampu membawa masyarakat ke dalam kehidupan yang lebih baik. Gerakan reformasi
gereja menyebar ke berbagai bangsa di Eropa seperti Swiss, Jerman, Belanda,
Perancis dan Inggris. Perkembangan kekristenan di berbagai kawasan yang berbeda
menghasilkan gereja dan lembaga dengan ciri khas dan keunikan tertentu,
meskipun secara esensi kekristenan tidak ada perbedaan.
Sejarah Kekristenan di
Indonesia disampaikan oleh Vicky Tri Samekto di sesi ketiga. Ia memaparkan
latar belakang bangsa Eropa yang menjelajah ke berbagai penjuru bumi, yang
dikenal sebagai 3G yaitu Glory, Gold dan Gospel. Abad 16 kekristenan mulai
masuk ke Indonesia, khususnya di kawasan timur Indonesia seperti Ternate,
Maluku, Nusa Tenggara dan Timor. Katholik Roma dibawa oleh Portugis dan
Spanyol, sedangkan aliran kristen protestan dibawa oleh bangsa Belanda.
Di akhir acara, beberapa peserta
menceritakan pengalaman mereka, seperti Aniri, mahasiswa UMBY dari Kalimantan
Barat, mengungkapkan, “Saya jadi tahu terutama sejarah kekristenan dan
menumbuhkan rasa ingin tahu terutama menggali permasalahan gereja di kampung
saya.” Pendapat lain diungkapkan Wenny, mahasiswa UKRIM dari Maluku Tenggara,
berefleksi bahwa gereja pertama-tama dibentuk dari diri pribadi dan membangun
sikap dan karakternya.
Perkembangan kekristenan tidak
hanya berkaitan dengan iman tetapi juga menorehkan sejarah dunia untuk terus
menyampaikan kabar baik kepada semua bangsa. Anak muda, bacalah sejarah dan
iman akan lebih tergugah. (TRU).
Komentar
Posting Komentar