Islam: Bangkit dari Kenyataan untuk Menggapai Harapan Bedah buku di Togamas Affandi Gejayan (4/2/2017)
Islam merupakan salah satu ajaran yang memiliki
mayoritas penganut di Indonesia. Di balik pesatnya perkembangan Islam, namun tidak
lepas dari berbagi pergumulan penganutnya. Baik itu permasalah sosial dan
politik yang terjadi didalam masyarakatnya. Dalam bukunya “Krisis Peradaban
Islam, antara Kebangkitan dan Keruntuhan Total”, Ali A. Alawi berusaha
menyampaikan kegelisahannya bahwa di dalam tubuh Islam ada penganut paham Islam
politik.

AM Shafwan berusaha menjelaskan apa itu Islam
politik ke dalam beberapa bagian seperti;
Islam politik lebih
berpihak kepada kepentingan pemilik modal; Dalam paham Islam politik, tidak ada
kaitan dengan moral dan etika. Sedangkan di Madinah umat Islam hidup
berdampingan dengan orang-orang kafir dan saling menghormati. Hal tersebut juga
tercatat di dalam piagam Madinah; Islam politik juga mengobjektifkan Nabi Besar
Muhammad SAW.
Eko Prasetyo menambahkan agama menjadi wilayah
individual dan proses di mana kesadaran sebagai seorang muslim tidak dipikirkan
lagi. Pada era kolonialisme perubahan Islam
sudah dimulai berubahan ke arah yang tidak tepat. Berbagai permasalahan muncul
dan mengatasnamakan agama. Saat ini banyak sekali kasus penyerobotan lahan yang
terjadi dan menggunakan agama sebagai tameng. Yang harus kita renungkan adalah
apakah Islam akan menjadi aktor? Bagaiamana kita mengembalikan peradaban ini
pada tempatnya yaitu Islam yang benar. Apa yang berubah dari kita baik
lingkungan atau diri kita sendiri.
Kritikan yang pedas bukan hanya bagi umat Islam
tetapi juga bagi kita semua. Seberapa jauh kita mengenal jadi diri kita sebagai
orang Kristen. Apakah kita sudah menjadi orang Kristen yang menjalankan ajaran
Yesus sebagai panutan kita? Sebab sejauh ini banyak sekali ajaran-ajaran di
dalam Kristen yang tidak sesuai dengan yang Yesus ajarkan.
Seperti harapan dan kesedihan penulis yang
mengharapkan kesadaran dari umat Islam, apa sumbangsih yang sudah diberikan
bagi Indonesia? Maka kita juga seharunya mampu berbenah dan mulai melihat
berbagai macam permasalahan di lingkungan kita. Apakah sumbangsih yang sudah
kita berikan bagi negara ini terlebih khusus bagi keluarga, masyarakat di
lingkungan kita. (SAP).
Komentar
Posting Komentar