Pada program eksploring Sumba, saya
mendapat kesempatan dari Stube-HEMAT Yogyakarta untuk mengunjungi pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Selama kurang lebih satu bulan saya tinggal di pulau Sumba untuk menggali dan
belajar berbagai potensi yang terdapat di sana. Baik dari segi potensi
alam, pemuda dan budaya. Sumba merupakan daerah yang sedang berada dalam fase
perkembangan, untuk menyusul kemajuan ekonomi seperti yang berada di daerah
Jawa, Bali dan Kupang. Dalam menyambut kemajuan ekonomi itulah lembaga Stube-HEMAT hadir untuk
membekali dan memperkaya kapasitas para pemuda yang rata-rata adalah mahasiswa untuk menyambut
tantangan zaman.
Sebagai salah
satu peserta program eksploring Stube-HEMAT ke Sumba, saya mengemas program
dalam bentuk pelatihan teater kepada pemuda mahasiswa di samping diskusi-diskusi
kecil yang santai. Mengapa teater? Bagi saya teater adalah media untuk memberi
ruang bagi pemuda dalam proses mengembangkan kapasitas yang dimilikinya. Segala
data yang terpendam dalam memori dan imajinasi, melalui teater data tersebut
dapat hidup dan tersalurkan.
Selain
membantu dalam mengembangkan kapasitas pemuda, teater juga sangat berperan
dalam menumbuhkan kesadaran pemuda untuk lebih mengenal lingkungan di mana mereka berada beserta
permasalahan yang dihadapi bersama. Teater mencakup berbagai aspek kehidupan,
seperti mengolah rasa, psikologis, gerak tubuh, harmoni alam hingga
permasalahan kehidupan. Apabila teater dipahami sebagai satu kesatuan dalam
hidup, maka teater dapat memberikan dampak positif dalam menumbuhkan potensi
dalam diri
seseorang.
Dalam seni
peran, salah satu aspek yang tidak bisa ditinggalkan yaitu memahami situasi
kehidupan. Artinya teater mengajak para pemuda untuk terus mempertajam dan melakukan
analisa sosial. Dari hasil analisa sosial itulah data-data yang didapatkan
kemudian dapat dituangkan dalam tulisan yang kemudian menjadi sebuah naskah
pertunjukan. Melalui teater persoalan bersama dapat disuarakan kepada publik
dan melalui teater para mahasiswa akan menemukan referensi baru yaitu merasakan
apa yang sedang dialami orang lain. Dengan demikian teater menjadi media untuk
pendampingan kepada masyarakat.
Tanah Sumba
adalah tanah yang permai. Keindahan alam, potensi sumber daya alam, dan kebudayaan
di tanah Sumba haruslah tetap dilestarikan. Salah satu cara untuk menjaga dan melestarikannya yaitu melalui seni peran. Pemuda dan mahasiswa dapat memberi
bagian dalam menyiapkan dan mengembangkan kapasitas dalam proses menyambut
perubahan dan tantangan zaman.
Antusiasme teman-teman muda di Sumba sangat bagus. Mereka dengan
semangat mengikuti sesi latihan teater baik indoor
maupun outdoor. Mereka juga berlatih
membuat naskah drama yang dijiwai bersama teman-teman muda yang lain. Sayang,
pementasan belum bisa dilaksanakan karena waktu yang belum pas. Saya percaya
apabila ada kesempatan baik, potensi yang sudah diasah ini bisa ditampilkan
saat diperlukan, sebagaimana naskah yang sudah siap diperuntukkan memperingati
Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 2017 lalu. Tetap semangat
teman-teman mengasah kemampuan dan menyuarakan ide-ide kepada publik melalui
teater. (VTS).
Komentar
Posting Komentar