Buku sejarah
“Masyarakat Sumba dan Adat Istiadat”, (1976) tulisan Umbu Hina Kapita mencatat
bahwa jaman dulu beberapa orang India tinggal dan menetap di Sumba bahkan hidup
berdampingan dengan masyarakat Sumba. Bahkan bisa dikatakan sebagian besar orang
Sumba berketurunan India. Sejarah juga mencatat bahwa pohon lontar yang saat
ini banyak tumbuh di Sumba berasal dari India. Buku tersebut meyakinkan saya
bahwa Sumba memiliki keterhubungan dengan India. Melalui Stube-HEMAT Yogyakarta, saya diberi
kesempatan untuk mengikuti program South to South Exchange Program ke India
dari tanggal 19 Desember – 28 Desember 2017. Program ini memberi kesempatan
saya sebagai orang Sumba untuk menelusuri jejak nenek moyang kami sebagaimana
disebutkan dalam buku sejarah tersebut.
Semua berawal
dari kota Bangalore yang selanjutnya bergerak ke kota-kota kecil lainnya,
tempat-tempat peradaban hingga ke pedesaan dan berdialog dengan masyarakat setempat.
Banyak pengalaman menarik yang didapatkan, namun ada satu hal unik yang saya
lihat dan amati dari kebiasaan dan gaya hidup orang-orang yang ada di sana. Mulai
dari bentuk fisik, cara berpakaian, hingga cara berdialog dengan orang lain.
Secara fisik, rata-rata orang India berhidung mancung, berkulit gelap kehitaman
dan rambut bergelombang sebagaimana pada umumnya ciri fisik orang Sumba. Cara
mereka bicara pun mirip dengan orang Sumba, bersuara tegas dan terkesan sedikit
galak. Cara berpakaian sama persis dengan yang dilakukan kaum laki-laki di
Sumba yakni memakai kemeja sebagai atasan dan memakai sarung atau kain yang
dililit di pinggang sebagai bawahan dan ada syal yang diikat di kepala,
sementara untuk kaum wanita memiliki perbedaan sedikit, yakni kaum wanita India
memakai Sari, di wanita Sumba memakai Sarung. Di bidang pertanian, sebagian
masyarakat India memiliki tanaman pohon lontar sama seperti di Sumba. Cara
memanfaatkannya pun juga sama yaitu untuk kerajinan, gula lontar, minuman
lontar, dan jaman dulu helai daun lontar dijadikan sebagai lembaran untuk
menulis. Bahkan ornamen dinding corak kuno memiliki kemiripan dengan memakai
simbol-simbol binatang seperti kuda, burung, buaya, dan udang.
Bagaimana
mereka bisa sampai ke Sumba dan untuk apa? Buku yang berjudul “Atlas
Pelabuhan-Pelabuhan Bersejarah di Indonesia” terbitan Direktorat Sejarah dan Nilai
Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI, 2013, menuliskan bahwa sebagai
Negara maritim, perjalanan sejarah Indonesia di masa lampau terkait erat
dengan aktivitas
pelayaran dan perdagangan laut yang berkembang sejak awal abad Masehi. Sumber-sumber
sejarah mencatat bahwa komoditas perdagangan seperti kapur barus, kayu manis, lada, cengkeh,
sangat diminati para pedagang asing sejak lama. Hal ini berakibat bandar-bandar
pelabuhan nusantara ramai dikunjungi pedagang asing seperti, Cina, India, Arab,
juga pedagang Eropa seperti Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris. Hampir
semua daerah di Indonesia dimasuki oleh para pedagang asing dan yang sering
masuk ke wilayah Nusa Tenggara yaitu pedagang dari India dan Cina yang dilakukan
sejak berdirinya kerajaan Majapahit. Kebutuhan akan kuda-kuda yang berkualitas
untuk Majapahit didatangkan dari pulau Sumbawa sejak abad ke 15. Pelayaran dilakukan
dengan menyusuri laut Cina Selatan melalui selat Malaka menuju pulau Jawa atau
Kalimantan dan kemudian bergerak ke arah Timur menyusuri laut Jawa menuju ke
Bali, Lombok dan terus ke Kupang hingga ke Timor termasuk Sumba untuk mencari
kayu cendana dan ditukarkan dengan barang-barang dari luar seperti kain
Gujarat, barang-barang logam dan manik-manik.
Sejarah telah
mencatat perjalanan orang India ke Indonesia dan meyakinkan saya bahwa memang
benar-benar ada hubungan antara budaya India dan Sumba. Saya termotivasi untuk
tetap membina jejaring dengan teman-teman di India. (Elis)
Elis, terima kasih banyak atas ulasanmu dalam artikel ini. Sebagai orang Timor, saya merasa bahwa kita harus memahami sejarah kita karena dari sejarah itulah kita mewariskan nilai-nilai historis, budaya dan bahasa (linguistik).
BalasHapusSaya menunggu ulasanmu yang lain. Tetap semangat dan jadilah peneliti di bidang sejarah atau ahli sejarah Sumba dalam hubungannya dengan generasi Sumba-India.
Terimakasih Bapak sudah membaca tulisan saya. Terimakasih juga dukungannya Pak.
HapusArtikel ini sangat membantu saya untuk belajar memahami sejarah asal usul penduduk Sumba pak.
Sebelumnya saya sudah membuat tulisan penelitian tentang Tenun Sumba pak.kalau bapak tertarik untuk membaca saya akan share linknya Pak. Mksh Pak ��
Mungkin saya campuran India soalnya saya mirip india😌
Hapus"Dari Malaka Tana Bara...." Begitulah penggalan lagu yang menunjukkan bahwa orang Sumba mempunyai hubungan erat dengan India. Ulasannya secara umum sangat jelas. Keren.
BalasHapusSaya setuju karena suami saya orang Sumba mirip dengan orang India.
BalasHapusJika ingin mengetaui nenek moyang orang suku sumba maka bukti yang paling akurat adalh dari kenetik yaitu harus melakukan penelitian praktis dan ilmiah, karna dari genetik akan ketuhuan asal usul nenek moyang orang suku sumba
BalasHapus