Ujian
adalah salah satu proses menuju ke tahapan yang lebih tinggi. Setiap ujian
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Berkaitan dengan ujian akhir yang
diberlakukan di tingkat SD, SMP dan SMA diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang
berkualitas. Dalam proses persiapkan ujian ada beberapa pihak bertanggung jawab
di dalamnya, seperti guru di sekolah, siswa dan orang tua siswa. Pihak sekolah biasanya
melakukan penambahan jam belajar, les privat dan pembekalan siswa. Tidak menutup
kemungkinan siswa-siswi mengikuti les privat di luar sekolah.
Salah
satu kegiatan yang dilakukan oleh SMK BOKPRI 2 adalah pembekalan siswa
persiapan ujian kelas XII Tahun Pelajaran 2017 – 2018 pada hari Jumat Jumat-Sabtu,
5-6 Januari 2018 di hotel Satriafi, Kaliurang, Sleman. Tujuan pihak sekolah mengadakan
kegiatan ini adalah mempersiapkan mental mereka dalam mengikuti ujian yang akan
datang, mengetahui sejauh mana kesiapan siswa-siswi mereka baik secara mata
pelajaran dan kesiapan mental menghadapi Ujian Nasional, selain itu mengajak
mereka rileks dan tidak canggung saat menghadapi ujian nantinya, ungkap Dra.
Rusmiyati yang menjadi ketua panitia.

Sarloce
Apang memaparkan tentang Stube-HEMAT dan kegiatannya. Sedangkan Trustha
memaparkan materi Kunci Sukses Ujian: Cerdas Mengelola Waktu. Ia mengawali sesi
dengan memandu peserta menulis kegiatan mereka dari pagi sampai malam di kertas
yang dibagikan. Selanjutnya Sarloce memilih beberapa peserta untuk membacakan
kegiatan mereka dalam sehari, seperti Julian, yang mengambil jurusan Tata Boga memulai
hari dengan bangun pagi, berangkat sekolah, pulang sekolah makan, mandi, nonton
film sambil main hp, jam 22.15 tidur. Anggi, yang mengambil jurusan Patiseri, bangun
pagi jam 6 dan mandi, sekolah, tidur, bangun dan mandi, makan malam, main hp
dan tidur jam 23.00. Berikutnya Novi, dari jurusan Tata Boga bangun lebih pagi
dari peserta sebelumnya, kemudian bersiap ke sekolah, pulang sekolah langsung
makan, mandi, makan malam dan jam 21.00 sudah tidur. Dari paparan peserta bisa
diketahui sejauh mana mereka memanfaatkan waktu yang ada. Ternyata mereka belum
memanfaatkan waktu dengan efektif dan masih diisi menonton televisi dan main hp
bahkan tidak belajar sama sekali.
Trustha
juga memaparkan waktu 24 jam dalam sehari ke dalam tiga bagian. 8 jam untuk
tidur, 9 jam untuk sekolah dan 7 jam lainnya yang harus dimanfaatkan dengan
baik. Ia mengajak peserta mengisi waktu 7 jam dengan kegiatan efektif dengan
memiliah mana yang penting dan mendesak, penting tetapi tidak mendesak, tidak
penting tetapi mendesak dan tidak penting tetapi tidak mendesak. Masing-masing
peserta mulai memilah kegiatan mana yang harus diutamakan dan mana yang harus
diabaikan. Waktu belajar menuju saat ujian sangat terbatas sehingga sisa waktu
yanga ada harus digunakan sebaik-baiknya.


Komentar
Posting Komentar