Dua Jam Mengenal Indonesia
Indonesia saat ini sedang ‘prihatin’ terkait isu intoleran. Satu agama dengan
lainnya saling berkompetisi dan mengklaim diri paling unggul. Situasi ini membuat anak muda
enggan bergaul dengan teman lain keyakinan karena ada stigma negatif yang dibangun oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab, terlebih pascateror dan tragedi bom Surabaya tanggal
13 Mei 2018.
Melihat situasi ini, Stube Hemat Yogyakarta
mengambil bagian untuk membangun silaturahmi lintas iman dengan mengadakan buka puasa bersama. Acara ini dihadiri hampir kurang lebih 15
orang peserta dan 6 orang panitia pelaksana, pada Rabu, 30 Mei 2018 di Sekretariat
Stube-HEMAT.
Selain untuk bisa saling mengenal dan mengenalkan
diri satu dengan yang lain acara ini menyajikan kuis Nusantara untuk lebih
mengenal Indonesia dan keindonesiaan.
Kebanyak yang hadir adalah mahasiswa dari luar Jogja dan bahkan
luar Jawa, seperti Nusa Tenggara Barat, Lampung,
Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur. Suasana menjadi lebih hidup dan meriah saat peserta diajak terlibat dalam kuis/ Cerdas Cermat Nusantara. Semangat mengenal kembali keberagaman dan kekayaan yang
dimiliki Indonesia dari Sabang sampai Merauke, seperti pulau-pulau terluar Indonesia, ibu
kota propinsi, tempat bersejarah di Jogja, lagu tradisional, pakaian tradisional, dan kota-kota bersejarah masa penjajahan sampai
kemerdekaan, terpancar dari setiap peserta.
Dari hasil games yang di pandu oleh Indah, salah satu tim Stube-HEMAT, ternyata tidak banyak yang familiar
dengan beberapa kota yang ada di Sulawesi padahal kota-kota tersebut merupakan ibu
Kota Propinsi. Ini menjadi pekerjaan rumah
bersama untuk bisa lebih mengenal Indonesia lebih baik lagi. Karena dengan begitu kita sebagai anak muda,
tidak mudah diprovokasi dengan berbagai isu negatif yang sengaja dibangun
karena kita sudah lebih dulu tahu dan paham dengan keberagaman serta kekayaan
yang dimiliki oleh negara kita tercinta ini. Acara berlangsung meriah sekalipun peserta yang hadir 75% baru saling
mengenal, tetapi mereka
semangat dan sangat aktif untuk berinteraksi.
Dengan lebih mengenal Indonesia maka kita akan
semakin mencintai negara kita. Pergesekan
terjadi karena adanya ketidak percayaan yang sengaja dibangun diantara kita, terutama anak muda yang mudah tersulut
emosinya. Jika anak muda tidak diberi pemahaman
yang benar maka keputusan yang diambil sudah pasti tidak sejalan dengan Pancasila.
Acara ini sedikit banyak mengakomodir anak muda
bisa bertemu dan saling merangkul
teman-teman lintas iman untuk berkomunikasi. Jika
permasalahan dapat diselesaikan dengan komunikasi maka tidak akan ada kekerasan yang memakan korban jiwa. Mari bergandengan tangan, bahu membahu melawan ketidakadilan yang mengatasnamakan agama. (SAP).
Komentar
Posting Komentar