Membuka
Hati dalam Kebersamaan
Buka Puasa Bersama ke-2
Perjumpaan langsung antar manusia yang berbeda
latar belakang etnik, agama, pendidikan dan daerah merupakan pengalaman otentik
yang berharga yang akan memberikan pencerahan dan pembaharuan
cara pandang seseorang. Pemikiran ini yang menjadi pijakan awal
Stube-HEMAT Yogyakarta mengadakan acara buka bersama pada hari Selasa 5 Juni
2018. Ini menjadi acara Buka Puasa Bersama ke-2 setelah sebelumnya di hari
Rabu, 30 Mei 2018.
Buka Puasa Bersama ke-2 ini menjadi sarana
menjalin silaturahmi antara Stube-HEMAT Yogyakarta, mahasiswa dan komunitas.
Tercatat ada dua puluh dua peserta hadir dalam acara ini, mereka antara lain empat
orang dari tim kerja, enam mahasiswa aktivis dan jejaring, dan dua belas peserta yang baru pertama kali
bertandang ke sekretariat Stube-HEMAT Yogyakarta.
Trustha Rembaka, koordinator Stube-HEMAT
Yogyakarta menyambut gembira kehadiran para peserta dan menyampaikan harapan
bahwa silaturahmi antar jejaring ini bisa diperkuat lagi ke depannya, terkhusus
dengan komunitas mahasiswa Youth Interfaith Peacemaker Community (YIPC). Dari
perkenalan yang dilakukan, ternyata
peserta yang hadir berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang mencakup Banten, Jawa Barat, Sulawesi, Papua,
Nusa Tenggara Barat, Madura, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
Acara menjadi lebih akrab saat dilakukan permainan
‘mix & match’ di mana setiap peserta
mengambil satu kartu dan di kartu tersebut tertulis nama propinsi di Indonesia atau ibukotanya. Selanjutnya mereka harus mencari pasangan dari
kartu tersebut, seperti Sulawesi Tenggara dengan Kendari, Sumatera Barat dengan
Padang, dan Nusa Tenggara Timur dengan Kupang. Peserta juga harus bercerita sejauh mana pengenalan mereka
tentang propinsi atau ibukota yang tertulis di kartu. Games ini mendorong tiap
peserta untuk mengingat ulang, bercerita dan belajar kembali propinsi atau ibu
kota propinsi sekaligus keunikan dan keragaman yang ada di Indonesia.
Penampilan puisi berjudul ‘Nyanyian Angsa’
karya WS Rendra oleh Achmad Salahuddin, salah satu peserta yang kuliah di
Universitas Islam Negeri ‘Sunan Kalijaga’ Yogyakarta melengkapi suasana buka puasa bersama ke-2 ini. Puisi
ini bercerita tentang seorang pelacur yang sedang sakit, diabaikan, dihindari
orang saat berada di ambang kematian. Kritik adanya stigma terhadap pelacur,
ketidakadilan fasilitas kesehatan terhadap masyarakat lemah, pilih kasih
rohaniwan dalam melayani umatnya dan bahkan sikap cuek masyarakat terhadap
sesamanya. Puisi tersebut mengajak semua orang merenung kembali akan kepedulian
dan kepekaan diri terhadap realitas sosial dan penderitaan yang dialami oleh orang
lain.
Seusai berbuka puasa, peserta masih saling bercerita tentang
aktivitas masing-masing, studi, asal daerah dan pengalaman selama kuliah di
Yogyakarta. Di bagian ini terungkap keinginan dari beberapa peserta untuk
saling bertukar informasi tentang kegiatan mahasiswa dan berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan Stube-HEMAT Yogyakarta.
Kiranya buka puasa bersama ke-2 ini benar-benar bisa
membangun dan mewujudkan relasi yang baik dan kuat antar
mahasiswa, antar komunitas, dan mahasiswa dengan komunitas yang mendukung belajar
mahasiswa selama di Yogyakarta. (ELS).
Komentar
Posting Komentar