Memulai
Langkah di Indonesia: Jakarta
Dua puluh dua Juli
2018 pun tiba, satu per satu peserta Germany-Indonesia Exchange 2017/2018
melangkah keluar dari pintu kedatangan bandara internasional Soekarno Hatta,
Tangerang, Banten. Sembilan mahasiswa dan dua pendamping dari ESG dan Stube
Jerman datang ke Indonesia sebagai balasan mahasiswa Stube-HEMAT Indonesia yang
telah berkunjung ke Jerman tahun 2017 bersamaan peringatan 500 tahun reformasi gereja. Team
Stube-HEMAT Indonesia bersama Pdt. Tumpal Tobing, yang membawa program Stube
sampai di Indonesia menyambut kedatangan mereka.
Sekolah Tirta Marta-BPK
Penabur, GKI Pondok Indah dan PP-GMKI
Pelayanan pendidikan yang dilakukan oleh GKI Pondok Indah lewat
Yayasan Pendidikan Tirta Marta-BPK Penabur, menjadi tujuan kunjungan pertama. Di tempat
inilah Pdt. Tumpal
melayani sebagai pendeta sekolah. Peserta mendapat kesempatan berdialog dengan siswa
dan guru pendamping serta berinteraksi dengan para
majelis gereja tentang tantangan pelayanan pendidikan saat ini di Indonesia. Character building menjadi
penekanan utama di sekolah ini selain sarana pendukung dan ekstra kurikuler
yang menunjang untuk membentuk sumber daya manusia yang kompetitif.
Dialog dengan Pengurus
Pusat GMKI Pusat di Jakarta, Sahat MP Sinurat dan Alan Christian Singkali,
membuka kesempatan untuk saling mengenal organisasi masing-masing yang berpihak
pada gerakan anak muda untuk membangun bangsa dan membuka peluang kerjasama di
waktu yang akan datang, baik itu ESG, Stube Jerman dan Stube-HEMAT Indonesia
dan GMKI.
Sekretariat DPR RI dan kawasan Kota Tua
Mengenal Indonesia, demokrasi dan sistem perpolitikan Indonesia menjadi
salah satu agenda yang menarik. Lagu kebangsaan Indonesia Raya menggema di
ruang Abdul Muis, Wisma Nusantara yang megah mengawali pertemuan hari itu.
Selanjutnya peserta mendengar penjelasan bagaimana langkah-langkah pengambilan kebijakan, alokasi anggaran, dan topik lainnya.
Di tempat ini peserta juga mengunjungi museum DPR RI untuk mengenal perjalanan
sejarah dan demokrasi di Indonesia.
Kawasan Kota Tua di
Jakarta Utara dan sejarahnya disampaikan oleh Pius Ledjap, seorang pemandu wisata
local. Diawali dengan cerita keberadaan ‘Engelse Burg’, jembatan tertua di Indonesia yang dibangun 1628, peserta
mulai menyusuri kawasan ini. Museum Bahari dengan beragam jenis perahu tradisional dari Sabang sampai Merauke,
perlengkapan pelayaran, dan berbagai gambar-gambar yang berkaitan pelayaran; Menara Syahbandar, tempat
pengawasan lalu lintas
kapal di pelabuhan Batavia; Kawasan kota tua dan lapangan Fatahillah,
yang saat ini berkembang
menjadi ruang publik masyarakat dan terus dijaga kelestarian lingkungan beserta arsitektur bangunannya.
Perkampungan Budaya Betawi dan Ciliwung Merdeka
Kemacetan
jalan-jalan di Jakarta menjadi pengalaman nyata para peserta
saat mengunjungi Perkampungan
Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. “Kawasan
ini menjadi rintisan pusat pelestarian Budaya Betawi yang meliputi dokumentasi
literatur budaya, alat-alat yang berkaitan acara tradisi, arsitektur bangunan
khas, makanan khas dan flora yang jamak ditemui di sini”, ungkap Kang Indra, fasilitator PBB,
asli suku Betawi. Peserta juga dengan gembira membuat sendiri Kerak telor, salah satu
makanan khas suku Betawi.
Kunjungan dan dialog di Sanggar Ciliwung Merdeka dan kesempatan melihat Mall Grand Indonesia,
menyuguhkan kelengkapan sisi kehidupan Jakarta. Ignatius Sandyawan Sumardi, pemimpin
Sanggar terus konsisten berpihak
dan memberi perhatian kepada masyarakat marjinal yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung.
Keberadaan masyarakat di pinggir sungai kerap dipandang sebagai sampah kota dan
mengganggu pemandangan. Sanggar ini mendorong mereka berani memperjuangkan hidup melalui kebersamaan dan keberagaman, memperkuat kemandirian ekonomi dan menyalurkan
ekspresi dalam
seni budaya. Sementara
di sisi lain, Mall Grand
Indonesia menyajikan kemilau kota, pertokoan kelas atas yang gemerlap dan gaya hidup modern.
Dua keadaan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan di Jakarta.
(TRU).
Komentar
Posting Komentar