Batik Klasik
dan
Sentuhan Kontemporer
Seiring perkembangan seni membatik, banyak hal baru
bermunculan seperti motif dan cara
pembuatannya yang dapat kita jumpai
saat ini. Salah satunya yaitu teknik
batik jumputan yang ramai dipraktekkan di
Indonesia. Sekalipun banyak bermunculan motif batik kontemporer, batik klasik
juga masih tetap memiliki tempat di hati para penggemarnya.
Batik klasik sendiri merupakan
batik yang mempunyai nilai seni yang tinggi, hal ini dikarenakan pengerjaan
batik ini sangat rumit dan juga memerlukan waktu yang cukup lama. Batik klasik
mempunyai pola dasar tertentu dengan berbagai macam variasi motif, seperti
motif kawung, parang, nitik, tuntum, ceplok, tambal, dan lain sebagainya. Jenis kain yang digunakan
dalam pembuatan batik klasik juga tidak sembarangan kain, seperti kain katun
putih dengan kualitas halus dan juga kain sutera putih (https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120719194547AAlnZJ8&guccounter=1).

Apakah Romo Kumar merasa tersaingi
dengan adanya model-model batik baru yang
bermunculan saat ini? Ternyata beliau sama sekali tidak merasa tersaingi
karena batik adalah budaya dan membutuhkan seni untuk bisa menghasilkan sebuah
karya. Romo Kumar juga tidak fokus pada motif baku
zaman dahulu tetapi juga padu padan dengan model batik kontemporer. Hal ini terlihat jelas dari beberapa karya yang
beliau tunjukkan kepada kami.
Seperti yang kita ketahui membatik
berarti menggambar pada kain dan pembuatannya secara khusus
dengan menuliskan atau menerakan malam/lilin/kandil, zat padat yang
diproduksi secara alami (https://id.wikipedia.org/wiki/Batik). Jika jumputan hanya menggunakan teknik celup apakah disebut
batik? Romo Kumar menjawab tetap bisa disebut batik karena menggabungkan
teknik batik dengan malam. Artinya membatik memang tak lepas dari model dan
tekniknya.
Romo Kumar berpesan, ”Batik itu bukan hanya milik orang Jawa,
siapa saja boleh membatik dengan bebas dan diusahakan bisa memunculkan motif
lokal daerah masing-masing. Sebab batik adalah warisan budaya nusantara yang
harus kita lestarikan.”
Hasil karya batik tulis yang dihasilkan dari tangannya dijual dengan kisaran harga dua ratus lima puluh ribu - sampai jutaan rupiah per lembar kain. Hasil karya batik yang
dihasilkan tidak akan sama dengan milik orang lain karena dia sendiri yang
menggambarnya dengan perpaduan motif batik klasik dan modern. Menarik bukan? Lebih lanjut ingin
tahu serba-serbi batik, silahkan pantau terus web/blog Stube HEMAT medio November-Desember
2018 terkait dengan Batik. (SAP).
Komentar
Posting Komentar