Batik: Menyingkap
Makna
Menangkap Asa
Museum Batik Yogyakarta dan Ullen
Sentalu
Batik menjadi satu
topik pelatihan di Stube-HEMAT Yogyakarta, Warisan Budaya: Batik sebagai warisan
budaya dunia dari Indonesia,
terlebih batik telah ditetapkan sebagai salah
satu karya agung warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia oleh UNESCO pada
bulan Oktober 2009. Pelatihan
ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang warisan
budaya takbenda dan mendorong anak
muda ikut melestarikan budaya dan mengenal tokoh-tokoh yang memelihara warisan
budaya tersebut.



Motif batik memiliki pesan
sesuai latar belakang pembuatan, bahkan memuat doa dan harapan.
Motif Kawung misalnya, memiliki pesan
bahwa sebagai manusia
perlu mengingat asal usulnya dan selalu memperbaiki hidup.
Awalnya motif ini hanya
boleh dipakai oleh raja saja. Motif Truntum, biasanya dipakai oleh orang tua
mempelai saat pernikahan sebagai simbol ‘menuntun’ kedua mempelai memasuki kehidupan rumah tangga. Motif
Sidomukti dipakai saat pernikahan karena memuat doa agar kehidupan keluarga
mencapai kebahagiaan. Selain batik Yogyakarta dan Surakarta, ada batik
Pesisiran yang berkembang di Cirebon, Pekalongan, Lasem dan Demak dengan warna-warna
cerahnya. Motif batik pesisiran lebih variatif karena mendapat pengaruh budaya
Cina, India, Eropa, Arab, dan Jepang.
Berikutnya adalah
Museum Ullen Sentalu di Kaliurang, sebuah museum yang memadukan alam dan pelestarian warisan
budaya Jawa Mataraman. Museum ini dirintis oleh keluarga Haryono sejak 1994 dan
1 Maret 1997 dibuka resmi untuk umum. ‘Ullen Sentalu’ adalah akronim ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku
yang berarti pancaran cahaya yang menerangi perjalanan kehidupan. Blencong
adalah alat penerang di pentas wayang kulit. Arsitektur museum ini
unik karena mengkombinasikan bangunan Indis dan modern, sebagian
berada di bawah permukaan tanah dan sebagian lagi mengikuti konturnya
berupa lorong berliku
dan lantai batu. Keunikan lain di Ullen Sentalu adalah tidak ada penjelasan
teks dari setiap benda yang dipajang. Paparan langsung dari guide-lah menjadi jembatan
interaksi antara benda warisan budaya masa lalu dengan pengunjung untuk menyimak peristiwa masa lampau
dan berefleksi di masa kini.
Ruang Batik museum
ini menyimpan koleksi
batik kuno khas Yogyakarta dengan motif sederhana, berwarna dasar putih, coklat dan
warna gelap, sementara koleksi batik Surakarta berwarna kekuningan dengan motif yang lebih detil. Sungguh, warisan budaya
masa lampau jika dikemas secara unik dengan memasukkan nilai-nilai kemanusiaan
dan kesatuan dengan alam mampu membangkitkan rasa kagum akan mahakarya manusia
sekaligus rasa optimisme memperjuangkan nilai-nilai kehidupan. Ini saatnya
menyingkap makna warisan budaya masa lampau dan menangkap pesan-pesan optimis
untuk hidup di masa kini. (TRU).
Komentar
Posting Komentar