Berguru Di Giriloyo
Akhir tahun 2018
ini diisi dengan sentuhan kegiatan yang sedikit lebih ekspresif, yaitu pelatihan Batik sebagai
warisan budaya. Dengan tema “Dari Lokal Menuju Dunia”, kegiatan
yang diadakan pada 8
Desember 2018 ini bukanlah yang pertama, tetapi lanjutan kegiatan tanggal 1 Desember 2018.
Pagi-pagi sekitar pukul
08.30 WIB dengan penuh semangat semua peserta berkumpul di sekretariat Stube-HEMAT Yogyakarta untuk
mendapatkan arahan apa yang harus dilakukan di tempat batik dan
mempresentasikan arti motif lokal yang telah mereka gambar. Dua puluh
delapan mahasiswa beserta
tim berangkat dengan
harapan bisa membatik dengan baik di Giriloyo, Imogiri.
Kegiatan diawali dengan mengunjungi ‘showroom’ Batik ‘Sungsang’ untuk melihat hasil karya dari para perajin batik. Ada baju, kain, dress, bahkan ada banyak produk dari bahan pewarna alami. Selanjutnya berjalan kaki menyusuri jalan dan gang menuju bengkel batik tempat ibu-ibu membatik. Pemilik usaha batik Sunhaji dan istri beserta ibu-ibu pembatik di sana menyambut dengan ramah. Indah, tim kerja Stube HEMAT memandu acara, memberikan beberapa arahan dan perkenalan singkat. Sambil menikmati hidangan tradisional yang disajikan, Sunhaji memberikan materi tentang sejarah singkat batik di Giriloyo dan pegalamannya menekuni dunia batik-membatik. Dari pemaparan yang diberikan, peserta terlihat bertambah antusias dan sudah tak sabar untuk mencanting motif milik masing-masing.
Meskipun ini merupakan kesempatan yang pertama kali, sebagian besar
peserta terlihat sangat
lancar menorehkan lilin panas di kain memakai canting. Beberapa peserta ada
yang masih
dibantu para
pecanting. Proses mencanting ternyata mengasyikkan, seiring lilin tertoreh di
kain, imajinasi pembatik semakin tertantang untuk terus mengeksplor motif
sampai selesai.
Selesai makan siang, proses mewarnai merupakan sentuhan akhir kegiatan hari ini. Dari dua
pilihan warna yang disajikan yakni merah dan biru, warna biru mendominasi
pilihan untuk pewarnaannya. Beberapa langkah yang harus dilakukan: langkah pertama, kain dibasahi dengan
air yang telah dicampur detergen TRO kemudian angkat; langkah kedua, kain dimasukkan ke dalam
air naptol kemudian angkat; langkah ketiga, kain yang ingin diberi
warna merah dimasukkan ke dalam air yang telah dicampur garam merah R dan kain
yang ingin diberi warna biru dimasukkan ke dalam air yang telah dicampur garam
warna biru B; langkah keempat, proses membersihkan lilin ke dalam air mendidih yang
telah dicampur soda abu; dan langkah terakhir, proses pengeringan
kain dengan menjemur.
Sambil menunggu kain kering,
Marianus L. Lejap, koordinator pelatihan memandu sesi tanya jawab,
dilanjutkan dengan Trustha
Rembaka yang memandu sesi rencana tindak lanjut. Semua peserta siap melakukan tindak lanjut
kegiatan dengan membuat motif-motif baru. Pelatihan ini ditutup dengan sesi foto bersama tim, peserta dan pemilik
sekaligus pengrajin Batik
Sungsang. Selamat berkarya setelah berguru di Giriloyo. (US).
Komentar
Posting Komentar