Ngerti, Ngrasa, Nglakoni
Mengerti, Merasakan dan Melakukan
(Kognitif, Afektif dan Psikomotorik)
Salah satu kelompok
masyarakat yang disebut masyarakat Jawa, merupakan masyarakat yang pada umumnya
tinggal di bagian tengah pulau Jawa. Masyarakat Jawa dikenal memiliki kekayaan
budaya, ajaran-ajaran dan ungkapan-ungkapan yang beragam bahkan bisa dikatakan
kompleks karena berkaitan dengan banyak hal dan mendapat pengaruh karena
perjalanan sejarah masyarakat Jawa sendiri, misalnya pengaruh Hindu dan Islam. Kebudayaan,
ajaran dan ungkapan ini menjadi pedoman hidup sehari-hari dalam berelasi antara
manusia dengan dirinya, manusia dengan sang Mahakuasa, manusia dengan sesamanya
dan manusia dengan alam sekitar. Semua ini merupakan sarana yang diyakini untuk
menjaga keseimbangan tatanan hidup bermasyarakat.
Harus diakui bahwa ada berbagai
petuah, nasehat dan ungkapan yang hidup dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat Jawa. Salah satunya adalah Ngerti, Ngrasa dan Nglakoni. Petuah ini diungkapkan
oleh Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia dan pendiri
Tamansiwa.
Pengertian sederhana dari
Ngerti, Ngrasa dan Nglakoni ini adalah:
Ngerti (Mengerti) :
ini adalah upaya
seseorang untuk memperoleh pengetahuan atas sesuatu yang ingin diketahui maupun
yang tidak disengaja melalui panca inderanya. Di dalam aspek kognitif ini ia
akan mampu mengenali sesuatu, identifikasi dan membuat suatu konsep dari
pengetahuan baru yang ia peroleh.
Ngrasa (Merasakan):
ini adalah fase afeksi
dimana seseorang merasakan dan menghayati apa yang telah ia ketahui, tidak
hanya sekedar tahu tetapi menemukan makna di dalamnya. Ini nampak dari
perubahan sikapnya karena pengetahuan baru yang telah diperoleh sebelumnya.
Nglakoni (Melakukan):
bagian ini merupakan aspek
motorik di mana seseorang bertindak, melakukan sesuatu atau keterampilan karena
pengetahuan baru yang ia pelajari sebelumnya. Ini merupakan bentuk konsistensi dan
keteladanan, melakukan apa yang telah dipelajari sebelumnya.
Petuah ini tetap relevan sampai
saat ini karena seseorang dari lahir melalui tahapan kehidupan sesuai
perkembangan dirinya menuju kedewasaan, selalu mendapatkan pengetahuan baru, merasakan
dan melakukan.
Dalam kaitan kehidupan
manusia di dalam dunia yang penuh dengan keberagaman, dan keberagaman adalah
keberadaan hakiki yang ada di dalam dunia, termasuk manusia dan keadaan alam di
sekitarnya. Manusia berada di dalamnya dan ia berusaha mengenali dan mengetahui
segala sesuatu yang ada di sekitarnya, dan pada kenyataannya ia tidak bisa
melepaskan diri dari lingkungan di sekitarnya. Pengetahuan dan pengalaman baru terhadap
keberagaman mendorong seseorang merenungkan dan menghayati kenyataan yang ada.
Ini yang membuat seseorang menentukan sikapnya dan menentukan tindakan sebagai
respon terhadapnya.
Khususnya di Indonesia
dengan keberagaman budaya, etnik, religi dan masyarakat maka langkah-langkah
yang perlu diambil adalah ‘Ngerti’ yaitu berupaya memperoleh pengetahuan
tentang keberagaman tersebut sehingga menemukan dan mengerti tentang
nilai-nilai atau filosofi hidup, keunikan dan ekspresi budaya dari masyarakat
lainnya. Kemudian ‘Ngrasa’ atau merasakan dan menghayati keberagaman bukan
sebagai ancaman melainkan kenyataan dan kekayaan Indonesia. Selanjutnya
‘Nglakoni’ yaitu mewujudkan dalam tindakan yang menujukkan sikap saling toleransi,
keterbukaan melalui kerjasama, gotong royong, sopan santun dan kepedulian pada
kemanusiaan dan lingkungan.
Ngerti, ngrasa dan
nglakoni adalah petuah sederhana tetapi membutuhkan kemauan, kesadaran dan
kesungguhan untuk mewujudkan dalam tindakan hidup sehari-hari. (TRU).
Komentar
Posting Komentar