Mencetak Gol Persatuan
(Merayakan
perbedaan lewat Futsal)
Keberagaman
selain menyimpan kekayaan karena keanekaragamannya, bisa menjadi bumerang bagi
kehidupaan masyarakat itu sendiri karena berpotensi memicu konflik karena perbedaan
yang dimiliki. Banyak elemen masyarakat berusaha mengedukasi kalau keberagaman
adalah harta yang sangat berharga dan sudah sepatutnya menjadi kebanggaan
bangsa dan negara. Merespon maraknya isu keberagaman yang terjadi, Stube-HEMAT
ikut ambil bagian untuk menjaga keakraban dan menyatukan semua aktivis Stube-HEMAT
yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari
Miangas sampai pulau Rote dengan bermain futsal di Telaga Futsal 1, Babarsari
Yogyakarta.
Olahraga
menjadi pilihan sebagai ajang untuk menyatukan semua orang didalam satu
lapangan. Dari olahraga seperti futsal, orang bisa belajar pentingnya kerjasama
tim tanpa melihat asal, agama, suku atau pun ras. Teman-teman peserta yang
diajak berolah raga menyambut antusias, dengan hadir tepat waktu mulai jam 16.00
WIB memakai kostum lengkap. Tercatat 33 orang mahasiswa dari berbagai daerah,
agama dan latar belakang studi berpartisipasi dalam olah raga ini.
Pertandingan
dibuka dengan sambutan dari Trustha Rembaka, S.Th selaku koordinator Stube HEMAT Yogyakarta, dan tendangan pertama
dari Pdt. Em, Bambang Sumbodo, S.Th., M.Min selaku board Stube-HEMAT sebagai
penanda permainan futsal resmi dibuka. Ada 4 tim futsal yang terdiri dari 2 tim
putra dan 2 tim putri, yang selanjutnya tim putri mendapat kesempatan bermain terlebih
dahulu dengan durasi 10 menit x 2, dan 5 menit untuk istirahat. Pertandingan
berjalan lancar dan semua bermain dengan gembira terlihat dari raut wajah
peserta, kelincahan dan teriakan spontan para pemain. Mereka menendang bola
dengan penuh semangat dan terus berusaha membobol gawang lawan, tercatat skor
lima dan dua gol di akhir permainan tim putri.
Tim
putra bermain pada putaran kedua dan terbagi menjadi 2 tim dengan masing-masing
tim beranggotakan 8-10 orang. Peserta yang bermain berasal dari Halmahera, Maluku,
Maybrat, Raja Ampat, Sulawesi, Sumba, Flores, Bogor, Cilacap, Bengkulu, Palembang
dan Lampung. Selain itu juga mereka semua berasal dari berbagai kampus di Jogja
seperti UIN, UNPROK, ITY, UBSI, UJB, UST & STAK MARTURIA.
Keakraban
harus terus dibangun ditengah-tengah keragaman yang ada agar tidak mudah
termakan hoax yang sangat marak saat ini. Keakraban lapangan Futsal bukan hanya
soal olahraga tetapi soal kerjasama tim mencetak goal ‘persatuan’ yang
dibutuhkan untuk membangun negeri ini
tetap damai dan nyaman bagi semua suku, ras, dan agama. Anak muda Indonesia
adalah satu bangsa yang berbahasa satu dan bertanag air satu dengan motto Bhinneka
Tunggal Ika, berbeda tetapi tetap satu. Mari terus belajar bekerjasama dengan
penuh rasa tanggung jawab sebagai sesama anak bangsa untuk kejayaan negeri ini.
(SAP)
Komentar
Posting Komentar