Toleransi
adalah suatu hal yang sangat dirindukan oleh semua orang terutama di Indonesia.
Toleransi merupakan suatu kalimat penghubung yang melahirkan cinta kasih sesama
umat beragama, berbeda suku ras dan agama. Tetapi jika kita melihat ke belakang
ada berbagai macam permasalahan yang dilakukan oleh orang yang tidak
bertanggung jawab dan tidak menyukai terciptanya kerukunan antar umat bergama
di Indonesia. Pemicu maraknya kasus intoleransi disebabkan oleh berbagai faktor
salah satunya bisa jadi karena tidak pernah mengalami perjumpaan langsung.
Menanggapi
maraknya permasalahan intoleransi, Stube-HEMAT sebagai wadah bagi mahasiswa
yang belajar ke Yogyakarta, hadir untuk memberi ruang bagi anak muda agar bisa
memiliki pengalaman perjumpaan langsung dengan agama lain, suku dan juga anak
muda dari berbagai daerah. Perjumpaan ini harapannya memberi cara pandang baru
bagi anak muda agar mampu memahami kekayaan bangsa ini dan mau merawatnya. Pada
tanggal 7 Maret pukul 14.00WIB peserta pelatihan Multikultur dan Dialog Antar Agama diajak berkunjung ke Pura Jagadnata yang
berlokasi di Jalan Pura No 370, Desa Plumbon, Kecamatan
Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Datang
berkunjung dan diterima dengan hangat oleh pak Budi sebagai ketua Pengempon
Pura dan berdiskusi beberapa hal salah satunya makna Tuhan versi Hindu. Tuhan
menurut agama Hindu menurut pak Budi adalah Tuhan yang Universal atau tanpa
batas lalu mengapa kita harus berdebat dan mengatakan kalau Tuhan kitalah yang
paling hebat? Sedangkan Tuhan itu tanpa batas dan tiada batas. Tuhan juga bisa
menjadi apa saja yang dia mau dan tidak terbatas pada satu bentuk yang kita
ketahui.
Pemaknaan
lain yang luar biasa adalah pada setiap selesai ritual atau sembahyang selalu
diberi beras pada dahi, ini melambangkan bahwa setiap umat yang telah selesai
mengikuti ritual harapannya setelah keluar dari Mandala Utama atau bagian pura
untuk sembayang bisa melahirkan benih-benih kebaikan dan terus menabur kebaikan
untuk kemaslahatan umat.
Selain
belajar tentang hal-hal baik dari ajaran Hindu, struktur bangunan Pura juga
menyita perhatian peserta. Dengan teknik memotret yang tepat serasa kita sedang
berada di Bali ditambah lagi di sekitar pura ditanami pohon kamboja yang
berbunga kuning dan putih sehingga memberi kesan asri dan segar ketika memasuki
pura. Pura terbuka untuk umum jika sekedar berfoto di halaman depan yang tidak
dibuka untuk umum adalah mandala utama tempat di mana dilakukan upacara dan
sembahyang.
Agama
kita berbeda tetapi kita satu di bawah Bhinneka Tunggal Ika. Mari kita rawat
rasa toleransi bersama sebagai anak muda tulang punggung masa depan bangsa ini.
(SAP)
Komentar
Posting Komentar