Refleksi Peserta Communication Skills
Tahun 2020 gelombang 1
Saat ini Indonesia sedang mengalami situasi yang tidak
mengenakkan, yaitu menghadapi Pandemi
Covid-19.
Wabah ini melumpuhkan berbagai lini kehidupan masyarakat seperti bidang
pendidikan, ekonomi, sosial dan lainnya.
Pemerintah Indonesia sendiri menerapkan
beragam kebijakan dan strategi untuk memutus
mata rantai penyebaran virus Corona,
salah satunya adalah regulasi kepada masyarakat
untuk melakukan aktivitas dari rumah seperti bekerja ataupun sekolah dari
rumah.
Dunia pendidikan menjadi salah
satu yang terdampak situasi ini, tak
terkecuali perguruan tinggi di mana proses
perkuliahan mahasiswa yang semula bertemu secara tatap muka berubah menjadi
daring atau online, dan ini berarti mahasiswa
seluruh Indonesia ‘dirumahkan’. Bagi
sebagian mahasiswa, kuliah dengan sistem daring cukup baik karena mereka bisa
mengikuti kuliah hanya dengan menggunakan gadget tanpa perlu pergi ke
kampus, namun sebagian mahasiswa menganggap ini sungguh membosankan dan sebagian lagi mengalami kesulitan karena berada di
kawasan yang tidak terjangkau jaringan komunikasi maupun terkendala biaya untuk
membeli paket data komunikasi. Saya sendiri termasuk kelompok
kedua yaitu mahasiswa yang mengalami kebosananan dengan kuliah daring, jadi saya
berusaha mencari berbagai hal yang bisa mengatasi rasa bosan dan berusaha
melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang agar
saya tetap produktif seperti membaca buku,
menonton film, mendengarkan musik
dan bermain sosial media.
Saat sedang asyik
menjelajah dunia maya dan linimasa Facebook, saya melihat
sebuah postingan dari Stube-HEMAT Yogyakarta
yang mempublikasi pelatihan
Comunication Skills. Sontak saya langsung tertarik untuk mendaftarkan diri karena saya tahu kalau Stube-HEMAT mengadakan kegiatan
itu selalu inspiratif dan bisa menemukan pengalaman baru. Puji
Tuhan saya berhasil lolos seleksi dan menjadi salah satu dari 3 peserta
gelombang pertama program pelatihan ini. Saya didampingi oleh dua mentor yang baik dan
menyenangkan yaitu Trustha Rembaka dan Putri Laoli, dari team Stube-HEMAT Yogyakarta.
Hari pertama dimulai dari proses perkenalan antara peserta
dan mentor sekaligus menjelaskan alur program yang akan dilakukan
selama proses pelatihan. Fokus pembahasan dalam pelatihan ini adalah perbaikan teknik komunikasi
dengan menghasilkan sesuatu yang
bisa mengedukasi
masyarakat terkait Covid-19. Hari-hari berikutnya saya mempelajari teknik
berkomunikasi yang baik, tips berbicara
di depan
kamera dan sistematika penulisan narasi
dan masih banyak lagi, hingga akhirnya saya
bersama mentor menghasilkan sebuah video edukasi yang berjudul “Salah Kaprah Pemahaman Istilah Terkait
Covid-19” yang menjelaskan
istilah-istilah yang muncul berkaitan
pandemi Corona, seperti apa itu ODP, PDP, lockdown dan istilah
lainnya. Dengan judul ini secara tidak langsung
menantang saya untuk mencari sumber yang valid dan bisa dipertanggunjawabkan
karena berkaitan dengan informasi dan edukasi publik sehingga saya mencari
sumber dari kementerian kesehatan dan media nasional yang kredibel. Silahkan
tonton videonya di link
https://youtu.be/oqq6rlPR2eM
https://youtu.be/oqq6rlPR2eM
Video ini membuat saya berproses dalam berbagai dinamika selama yang mengubah kesadaran, ketrampilan dan
kepercayaan diri saya. Awalnya saya mengira teknik komunikasi saya sudah cukup
baik, namun ternyata hal tersebut salah karena kesalahan-kesalahan dasar tanpa sadari, seperti
verbal grafity, body language serta
fokus mata di
depan kamera. Selain itu, saya mendapat keterampilan baru dalam membuat video
seperti teknik pengambilan gambar, penentuan backsound, animasi, transisi, penentuan tema dan masih banyak lagi. Pelatihan ini
menyadarkan saya bahwa hal-hal yang kita anggap remeh dan tidak terpikirkan
sebelumnya ternyata sangat penting dipelajari dan berpengaruh terhadap diri sendiri dan masyarakat.
Saya pun menemukan ketertarikan untuk membuat video-video berikutnya dengan beragam topik.
Terima kasih kepada
Stube-HEMAT
Yogyakarta yang telah menjadi wadah bagi mahasiswa dan mencerahkan, khususnya
saya terbantu dalam mengembangkan
potensi yang saya miliki sehingga dapat berguna bagi orang banyak. Harapan saya
ke depan
semoga banyak anak muda tertarik
dengan pelatihan-pelatihan serupa dan Stube-HEMAT
selalu menjadi wadah terdepan yang dapat menampung, melatih
dan mempromosikan
potensi mahasiswa untuk Indonesia. (Antonia Maria Oy).
Komentar
Posting Komentar