Pendampingan Pelatihan Communication Skills (2)
Online training memberi tantangan tersendiri. Saat berkomunikasi dengan peserta jarak jauh yang berbeda zona waktu dan latar belakang budaya, berulang kali harus mengatakan hal yang sama, karena jaringan tersendat, hidup-mati, dan mengulang untuk memastikan apakah maksud yang disampaikan sudah pas. Ditambah lagi menyatukan ide untuk dilahirkan dalam satu produk video, benar-benar menguras ide-ide kreatif yang dimiliki. Rata-rata peserta masih pemula dan belum memiliki pengalaman memproduksi video.
Online training memberi tantangan tersendiri. Saat berkomunikasi dengan peserta jarak jauh yang berbeda zona waktu dan latar belakang budaya, berulang kali harus mengatakan hal yang sama, karena jaringan tersendat, hidup-mati, dan mengulang untuk memastikan apakah maksud yang disampaikan sudah pas. Ditambah lagi menyatukan ide untuk dilahirkan dalam satu produk video, benar-benar menguras ide-ide kreatif yang dimiliki. Rata-rata peserta masih pemula dan belum memiliki pengalaman memproduksi video.
Wilton
Paskalis. Hal utama dalam Communication Skills adalah berbicara di
depan umum dan ini menjadi tolok ukur yang harus dicapai seseorang dalam
pelatihan ini. Saya menemukan karakter bicara peserta yang berbeda-beda dan
unik. Ini menujukkan kekhasan yang menggambarkan asal-usul peserta dari beragam
daerah di Indonesia, jadi penyesuaian diri mutlak harus dilakukan oleh
pendamping maupun peserta, kemudian saling mengisi dan membangun keterhubungan
sehingga pelatihan dapat berjalan dengan baik. Saya merasa senang ketika
menemukan tips berkomunikasi yang baik dan bahkan nilai-nilai tanggung jawab,
kerjasama, disiplin, profesional dan kesabaran. Saya percaya ini semua bukan
suatu kebetulan tetapi bagian dari roda kehidupan.
Thomas Yulianto. Saya bersyukur bisa menjadi berkat
bagi peserta pelatihan Communication Skills Stube-HEMAT Yogyakarta, sehingga
mereka yang awalnya masih takut dalam berkomunikasi bisa mengalahkan rasa
takutnya, bahkan percaya diri untuk berkomunikasi. Masing-masing peserta
memiliki pengalaman pribadi dan saya belajar hal yang baik dari pengalaman
mereka dengan beragam latar belakang dari Aceh sampai Kupang. Harus diakui
bahwa ada peserta yang kurang antusias mengikuti tahapan pelatihan karena berbagai
alasan dan peserta sulit dihubungi karena jaringan komunikasi yang tidak stabil,
kegiatan kampus dan lainnya. Saya belajar banyak hal, antara lain sabar mendampingi
peserta dengan beragam karakter orang, tetap produktif di tengah Pandemi
Covid-19. Intinya, dengan belajar di mana pun, kapan pun dan kepada siapa pun,
maka kita akan berhasil dan menjadi orang yang berdampak positif.
Erik Poae. Hal pertama yang saya pikirkan saat mendampingi peserta
pelatihan Communication Skills adalah tantangan untuk lebih percaya diri
dibandingkan peserta. Memang saya pernah mengikuti pelatihan dengan topik yang
sama beberapa tahun lalu tetapi sebagai peserta secara langsung, bukan online.
Dengan bekal pengalaman ini saya lebih mantap menjadi pendamping. Setiap
tahapan berlangsung 6-8 hari, berinteraksi bersama mahasiswa dari berbagai
daerah di Indoensia dengan beragam karakternya. Proses ini juga membentuk saya
menjadi trainer yang baik dengan belajar
menyesuaikan diri dalam segala kondisi yang ada. Terkadang rasa tidak percaya
diri muncul karena saya berpikir mereka memiliki kepandaian lebih. Selama
proses berjalan, saya senang karena terbukti apa yang saya pelajari menjadi hal
baru bagi mereka. Ini membuat saya makin mengerti bahwa kita tidak boleh takut
mencoba hal-hal baru terutama untuk mengasah soft-skills dan hard-skills kita.
Pengalaman-pengalaman ini
menjadi pembelajaran bersama, apakah sebagai pendamping maupun peserta. Dengan
tekad untuk melakukan yang terbaik di setiap kesempatan yang ada tentu
menghasilkan pengaruh positif demi peningkatan kualitas sumber daya manusia. (TRU).
Komentar
Posting Komentar