Pendampingan Pelatihan
Communication Skills (1)
Pelatihan Communication
Skills Stube-HEMAT Yogyakarta berlangsung di tengah pandemi Covid-19 dengan
menerapkan pelatihan online untuk mengurangi interaksi fisik sesuai dengan
protokol kesehatan WHO. Metode online membuka
kesempatan mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia menjadi peserta.
Pelatihan Communication Skills dilakukan secara bertahap hingga 4 gelombang
sesuai antusias peserta. Akhirnya, dua puluh tiga mahasiswa dari berbagai
daerah di Indonesia ikut ambil bagian dalam pelatihan ini dan menghasilkan dua
puluh satu video pendek edukasi dengan beragam topik. Berikut adalah pengalaman
para pendamping pelatihan.
Trustha
Rembaka. Pelatihan
Communication Skills Stube-HEMAT Yogyakarta secara online menjadi strategi
taktis merespon pandemi Covid-19. Adapun tantangan yang pertama berkaitan
dengan keterampilan komunikasi itu sendiri tidak cukup dipahami saja, tetapi
juga perlu dipraktekkan. Kedua, teknik online berkaitan erat dengan ketersediaan jaringan
komunikasi baik di lokasi pelatih maupun peserta. Kenyataan dalam pendampingan
tidak berbeda dengan perkiraan awal, yakni perlu interaksi tatap muka untuk
transfer pengetahuan berupa praktek berbicara dan memperbaiki teknik berbicara.
Selain itu juga meyakinkan kepercayaan diri peserta melakukan terobosan untuk meningkatkan
keterampilan berkomunikasi mereka. Hal yang sangat berkesan adalah perjuangan
peserta mengatasi hambatan ketiadaan jaringan listrik dan akses internet. Yang
bersangkutan harus berjalan kaki pagi sejauh 4 km pulang pergi untuk mengisi
energi ‘charge’ handphone di tempat jaringan listrik terdekat, dan menjelang
sore naik bukit untuk mendapatkan sinyal untuk berkomunikasi dengan videocall.
Betapa hebatnya mereka berjuang untuk meningkatkan kualitas diri. Selain itu, pelatihan
ini mendorong peserta ‘melompati’ hambatan diri. Awalnya mereka menganggap diri
mereka tidak bisa berbicara di depan publik tetapi melalui pelatihan ini mereka
dilatih berbicara dan bahkan menghasilkan video.
Sarloce
Apang. Pemanfaatkan
media sosial WhatsApp dan Facebook berupa kelas online kepada mahasiswa menjadi
hal pertama yang dilakukan dalam pelatihan Communication Skill Stube-HEMAT
Yogyakarta. Materi pengambilan video di lapangan menjadi tantangan tersendiri, karena
tidak setiap peserta paham teknik pengambilan video. Namun demikian, saya juga belajar
membuat materi yang mudah dipahami oleh pemula dan mengarahkan peserta membuat narasi
yang detail sehingga mudah dipahami saat membaca. Selanjutnya akses internet
yang belum merata di daerah menjadi kendala tersendiri, namun peserta tetap
semangat melakukan videocall atau aktif di media sosial. Saya selalu menanti
hasil rekaman video yang mereka kirimkan dan puas dengan hasilnya. Bagi mahasiswa
yang memiliki akses internet bagus, pelatihan ini memantik mereka berkreasi dan
produktif walau kuliah dari rumah. Saya pun secara tidak langsung terus meng’upgrade’
kemampuan diri saya.
Putri Laoli. Ketika pandemi Covid 19 melanda, saya berpikir
tidak bisa bekerja seperti biasa, tapi nyatanya melalui WhatsApp group program Communication Skills
secara online bersama team Stube-HEMAT
Yogyakarta dapat terlaksana. Bahkan pelatihan ini mendapat respon tidak hanya
mahasiswa di Yogyakarta, tetapi juga dari Malang, Klaten dan bahkan dari luar
Jawa seperti Kepulauan Aru, Sorong, Kupang, Halmahera, Sumba dan Bengkulu. Selain
membahas keterampilan berkomunikasi, pelatihan ini juga menghasilkan video
pendek edukatif tentang Covid19 dan realita sosial di sekitar peserta tinggal. Ada
nilai-nilai kehidupan yang saya temukan dan refleksikan yakni ketika situasi
sulit menghimpit, maka seseorang harus cerdas menyesuaikan diri dengan keadaan
dan mendorong daya kreatif memanfaatkan potensi lain yang tidak terpikirkan
sebelumnya. Ini butuh rasa percaya diri untuk mencoba sesuatu yang baru dengan bertanggungjawab
sekaligus mentransfer pengetahuan dan sikap positif kepada orang lain. Jadi,
dalam keadaan sulit apapun, jika pantang menyerah maka kita akan menjadi pemenang!
(TRU).
Komentar
Posting Komentar