Oleh Irene ZalukhuTeknologi informasi berkembang seiring dengan kemajuan
zaman dan sebagian orang bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi.
Dunia cyber merupakan kecanggihan media elektronik dalam jaringan teknologi
yang memberikan kemudahan bagi siapapun
dan berpengaruh besar dalam kehidupan. Didorong dengan
kemajuan teknologi, terutama internet, tersedia
ruang publik
(baca: media sosial) yang
lebih luas.
Namun, sekalipun teknologi sudah semakin maju ada saja masyarakat yang ‘gagap’ teknologi bahkan
tidak tahu bagaimana memanfaatkan kemajuan
teknologi.
Berangkat dari itu Stube-HEMAT Yogyakarta yang ‘concern’ pada pengembangan sumber daya manusia,
khususnya mahasiswa, membuka ruang
belajar ‘melek’ teknologi melalui One Day Workshop: Cyber Awareness
bertema ‘Melek’ Dunia Cyber: Peluang dan tantangan pada hari Jumat 14
Agustus 2020 di Ruang Pertemuan GKJ Mergangsan, Yogyakarta bekerjasama dengan tim Multimedia GKJ Mergangsan. Sepuluh
mahasiswa dari berbagai kampus mengikuti pelatihan yang mengundang praktisi yang
kompeten di bidangnya. Dalam pembukaan Pdt. Em. Bambang Sumbodo,
M.Min, board Stube HEMAT mengungkapkan
dari Kolose 1:16 “karena di dalam Dialah
telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang
kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”.
Demikian juga kemajuan teknologi apa
pun harus diperuntukkan untuk memuliakan nama Tuhan dalam kehidupan. Selanjutnya
Ariani Narwastujati, selaku direktur eksekutif memaparkan pengenalan Stube
HEMAT lewat video pendek tentang ‘Stube HEMAT menuju usia 27 tahun berkiprah di
Indonesia’ bersamaan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-75. Video
tersebut menggambarkan dinamika perkembangan Stube HEMAT yang saat ini tersebar
dalam 8 titik pelayanan di seluruh Indonesia yang dijalankan oleh para alumni
yang tergabung dalam multiplikator Stube HEMAT.
Di bagian materi, Daniel Duta Nugraha dan tim
Multimedia GKJ Mergangsan mengungkap
bagaimana kondisi gereja dan jemaat di
awal pandemik dimana ibadah di
gereja dialihkan ke rumah
masing-masing sebagai antisipasi sebaran virus
Corona. Mau
tidak mau gereja harus
memanfaatkan teknologi untuk melayani ibadah secara online. Mereka menghadapi kesulitan dan keterbatasan teknologi
tetapi berbekal kemauan dan pengorbanan tenaga, pikiran, waktu dan dana mereka berhasil mengatasi dan menemukan
kreativitas dalam mengemas video ibadah, live
streaming dan video-video renungan lainnya. Pandemik Corona juga memukul ekonomi
jemaat, jadi gereja bergerak untuk mempromosikan usaha jemaat dengan membuat
‘market place’ online
melalui WA group yang menjual
makanan dan produk lainnya dengan nama Gandeng Gendong yang dikelola oleh Drs. Bambang P.
Hediono, MBA, majelis GKJ Mergangsan dan didukung oleh Komisi Komunikasi Massa (KOKOMAS). Pemateri selanjutnya, Yohanes Andri Wardhana, praktisi teknologi informasi, memaparkan topik tentang Memanfaatkan Cyber untuk Pengembangan Diri: Memperluas jaringan,
Mempromosikan produk dan jasa dan Menambah income alternatif. Ia memfasilitasi peserta
untuk memetakan
dunia cyber dan melihat
peluang
dan tantangan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Ia juga mengupas hal-hal penting dari
dunia cyber, dari
pengenalan, kemajuan teknologi dan apa
yang harus dilakukan generasi muda saat ini untuk bersiap diri menyambut peluang pekerjaan di dunia cyber.
Kegiatan ini membuka wawasan
tentang kemajuan
teknologi dan tuntutannya seperti diungkap oleh salah satu peserta David, “dari workshop ini saya mendapat bekal bagaimana melihat kebutuhan ke depan, sehingga tahu skill apa yang harus ditambah supaya bisa
kompetitif. Selain itu harapannya ada kegiatan Stube berupa praktek“.
Kunci ‘melek’ dunia cyber berada di tangan kita, tinggal bagaimana
kita bersikap, mau bergerak atau diam dan dilibas oleh teknologi yang
berkembang dengan cepat. Mahasiswa, ayo kembangkan dan bekali diri dengan
skills berbasis teknologi sekaligus merespon permasalahan sosial berupa gap
penguasan teknologi di masyarakat melalui ‘transfer’ pengetahuan kepada orang
lain.***
Komentar
Posting Komentar