Semakin Kompetitif dengan Skills Editing Video

Oleh Thomas Yulianto

Dunia semakin berkembang menjadi serba digital dan berbasis dunia cyber sehingga mahasiswa dituntut mengikuti perkembangan zaman, salah satunya adalah keterampilan membuat video. Pemanfaatan video bukan hal baru bagi mahasiswa, apalagi adanya pandemik Covid-19 mengubah sistem perkuliahan menjadi online dan video. Ironisnya, tidak semua mahasiswa mengenal dan menguasai teknik pembuatan video karena beragam penyebab, seperti tidak memiliki alat rekam dan belum pernah memakai aplikasi yang ada.

Situasi ini mendorong Stube HEMAT Yogyakarta merespon pergumulan ini dengan One Day Workshop #2 pada hari Sabtu 22 Agustus 2020 di Sekretariat Stube HEMAT Yogyakarta sebagai bagian kegiatan program Cyber Awareness. Kegiatan ini menjawab kebutuhan mahasiswa dalam skills editing video, baik peserta yang sudah pernah melakukan editing video maupun peserta yang belum pernah melakukan editing sama sekali. Para peserta berharap bisa melakukan proses editing ini untuk menunjang keterampilan dirinya di waktu ke depan. Peserta Workshop #2 merupakan mahasiswa dari beragam wilayah di Indonesia dan berbagai kampus di Yogyakarta, seperti Eri Kristian, Yuli Triyani dan Daniel Prasdika, ketiganya berasal dari Lampung dan saat ini sedang menempuh studi di STAK Marturia Yogyakarta; Sarlota Wantaar dari Maluku Tenggara, studi di Pendidikan Fisika di UST, Irene Zalukhu dan Putri Laoli keduanya dari Nias dan sedang menempuh studi di APMD; Nona Mariani dari Adonara mahasiswi Pendidikan Biologi di Universitas Sanata Dharma, serta Satri dari Sumba Timur, mahasiswi Teologi di STAK Marturia.

Trustha Rembaka, koordinator Stube HEMAT Yogyakarta membuka acara dengan memutar beberapa video yang dihasilkan oleh aktivis Stube pada pelatihan sebelumnya. “Nikah atau Kuliah”, karya Linda dari Bengkulu dan “Jaga Jarak Tidak Berarti Menjauh” karya Satri dari Sumba, dan video edisi 75 tahun kemerdekaan Indonesia tentang Stube HEMAT Yogyakarta dan kiprah Multiplikator di berbagai wilayah di Indonesia. Ini membangkitkan semangat peserta untuk belajar dan menghasilkan video lainnya.

Dalam proses editing video, peserta dibagi menjadi tiga kelompok yang didampingi oleh Trustha, Thomas dan David sesuai dengan minat mereka terhadap aplikasi yang hendak dipelajari. Selain mendalami aplikasi editing video, mereka juga berusaha mengenal alat rekam, baik kamera maupun smartphone, juga alat pendukung lainnya seperti tripod, speaker dan microphone. Di akhir proses, peserta menghasilkan video pendek bertema bebas sebagai hasil workshop hari ini. Beberapa peserta mengungkapkan kesulitan adaptasi menggunakan aplikasi, sebagian lain masih belajar mengenal fungsi-fungsi aplikasi dan sebagian sudah relatif lancar mengedit video.

Ada share pengalaman, dari Nona Mariani yang ingin mendalami skills editing video yang berkaitan Biologi sesuai latar belakang studinya, yang bisa digunakan ketika presentasi suatu materi kuliah, sementara Daniel Prasdika mengungkapkan perlunya wawasan luas dan memiliki gambaran utuh untuk video yang akan dibuat. Berbeda dengan yang lain, Irene Zalukhu menyampaikan bahwa perlu kesabaran dan waktu tidak singkat untuk menghasilkan video yang berkualitas, tapi proses ini menyenangkan. Secara umum peserta yang belum tahu editing menjadi lebih tahu, dan mereka yang sudah tahu menjadi semakin tahu bagaimana mengedit video yang baik dan berkomitmen untuk membagi keterampilan olah video kepada teman-teman lainnya.

Workshop ini bukan titik akhir, tetapi titik pijak untuk melatih keterampilan diri dan menghasilkan karya video yang lebih baik lagi. Ayo para mahasiswa bekali diri dengan beragam keterampilan berbasis teknologi untuk merespon perkembangan teknologi dan berkompetisi di era digital.


Komentar