Pemetaan masalah Kesehatan di Indonesia
Oleh Kresensia Risna
Efrieno
Masalah kesehatan masih menjadi keprihatinan di Indonesia, bahkan bisa dikatakan rentan, karena dari hal yang sepele bisa mengancam nyawa manusia jika tidak ditangani dengan baik, apalagi di daerah terpencil dan terbatas layanan kesehatannya. Beragam masalah kesehatan ini muncul dari beragam kondisi geografis Indonesia, termasuk kabupaten Manggarai, propinsi Nusa Tenggara Timur tempat saya tinggal.
Salah satu masalah yang menjadi perhatian saya adalah
kematian ibu dan bayi. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai tahun
2018 menyatakan bahwa salah satu masalah adalah kematian Ibu dan Bayi, serta gizi buruk. Beberapa
kendala mengatasi masalah
tersebut mencakup SDM tenaga kesehatan terbatas, kondisi geografis wilayah, budaya, distribusi tenaga
kesehatan belum merata, pelaksanaan SOP di faskes tingkat pertama (FKTP) belum optimal, anggaran kesehatan dan terbatasnya
alat kesehatan yang berkualitas. SDM
bidang
kesehatan terbatas mulai dari kuantitas, kualitas, jenis
dan distribusi tenaga dokter umum, tenaga ahli gizi,
apoteker, analisis kesehatan, dll. Keterbatasan ini menghambat pelayanan kesehatan bahkan tenaga kesehatan yang ada kewalahan karena menjalankan beberapa tugas bersamaan sehingga pekerjaan terbengkalai atau keterlambatan
penanganan pasien.
Langkah apa yang harus dilakukan? Penanganan baik dimulai dengan memetakan faktor yang berkaitan dengan masalah tersebut, khususnya di Manggarai. Pertama, peningkatan SDM kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan teknis dalam bidang kesehatan termasuk pemerataan tenaga kesehatan di Manggarai, terutama daerah yang terpencil dan sulit terjangkau demi ketersediaan layanan pertama untuk pasien terutama ibu hamil dan melahirkan.
Ini tidak mudah dan perlu intervensi pemerintah karena tidak
setiap orang siap berada di daerah terpencil, ada usaha Pemerintah meningkatkan
kesehatan melalui program Nusantara Sehat dari Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan di daerah Tertinggal, Perbatasan
dan Kepulauan serta daerah Bermasalah Kesehatan, yang terdiri dari tenaga profesional
dokter,
perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli
teknologi laboratorium medis, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian. Tahun 2017 Manggarai mendapat
dua puluh dua tenaga
kesehatan dari Nusantara Sehat dan
didistribusikan di 4 puskesmas: Wae Kajong, Reo, Bea Mese dan Iteng yang terdiri
dari dokter
umum, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, sanitarian dan tenaga gizi berdasar kebutuhan puskesmas (kupang.tribunnews.com/2017/09/07/22-tenaga-kesehatan-tim-nusantara-sehat-bertugas-di-kabupaten-manggarai). Lalu, mengapa kematian ibu dan
bayi masih rentan terjadi?
Faktor lain yang berkaitan erat adalah keluarga sebagai lingkaran pertama
dari ibu dan calon bayi, yang mengkondisikan, mengupayakan keselamatan dan keamaan dan menjamin ketersediaan
kebutuhan ibu dan calon bayi dari saat mengandung, melahirkan dan pasca melahirkan. Namun kondisi
keluarga itu sendiri sangat beragam, tingkat pendidikan dan kesadaran diri,
bagaimana mencukupi kebutuhan hidup ditambah faktor budaya dan geografis. Di sinilah
perlu edukasi kesehatan untuk keluarga, tidak saja ibu yang mengadung dan
suaminya, tapi juga keluarga besar.
Gereja bisa dilibatkan dalam peningkatan kualitas kesehatan. Apakah gereja sudah memperhatikan dan terlibat dalam penanganan masalah kesehatan warga dan masyarakat? Gereja adalah wadah yang bertanggungjawab dalam pelayanan, perlu berperan dalam kesehatan misalnya bisa melalui kotbah tentang kesehatan berdasarkan ajaran agama dan Alkitab, sosialisasi tentang kesehatan karena ini juga sebagai upaya menjaga dan merawat diri sebagai makhluk Tuhan yang mulia dan berakal budi. Alternatif lain bisa berupa pemantauan kesehatan jemaat secara rutin dan usaha peningkatan gizi jemaat. Sehingga gereja tidak hanya ibadah saja tetapi lebih dari itu sebagai wujud cinta kasih utuh dari Gereja terhadap umatnya.
Masalah kesehatan menjadi tangung jawab bersama, pemerintah
melalui bidang kesehatan, kesadaran individu yang bergerak di kesehatan,
perilaku individu di keluarga dan masyarakat dan institusi lain yang memberi
perhatian terhadap masalah sosial ini. Dari temuan pemasalahan kematian ibu dan
bayi di sekitar saya tinggal membuat saya lebih sadar dan memperlengkapi diri
dalam mewujudkan kesadaran kesehatan baik diri sendiri, keluarga maupun
lingkungan tempat saya tinggal dan terus berpartisipasi untuk Manggarai yang
lebih baik.***
Komentar
Posting Komentar