Refleksi peserta program eksposur lokal ke Alor
Oleh Trustha
Rembaka
Kesempatan datang langsung ke pulau Alor merupakan
berkat Tuhan sekaligus tantangan, karena program ini berjalan ketika situasi
tidak menentu. Pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai, bahkan pascabencana
siklon Seroja di awal April yang berdampak di kawasan Nusa Tenggara Timur
termasuk pulau Alor yang terkena banjir bandang menjadi latar belakang situasi
keberangkatan kami. Namun ini tidak menjadi penghalang, dengan persiapan yang
baik dan penyerahan diri pada tuntunan Tuhan, kegiatan di Alor dapat berjalan
lancar. Bersama dua mahasiswa dari Stube HEMAT Yogyakarta dalam satu team
menjadi keuntungan tersendiri karena bisa berbagi tugas dan saling melengkapi
dalam mengelola kegiatan di Alor dari 6-20 April 2021. Kesempatan ke Alor
menjadi pengalaman baru karena ini pertama kali menjejakkan kaki di bumi kenari
untuk berinteraksi dengan mahasiswa dan masyarakat setempat, khususnya
mendukung Multiplikator Stube HEMAT di Alor, yaitu Petrus Maure, S.Kom. Kesempatan
ini juga menjadi tantangan tersendiri untuk bisa berbuat sesuatu dan
meninggalkan ‘jejak’ yang positif dan berkesan di Alor.
Pada awalnya kegiatan mengalami kendala karena
beberapa jejaring baik itu gereja, kampus dan mahasiswa fokus pada tanggap
darurat penanganan bencana yang terjadi di beberapa kawasan Alor. Merekalah
yang bergerak cepat membantu penduduk yang terdampak bencana yang menimbulkan
korban jiwa. Dalam situasi ini, kegiatan awal kami berupa pemetaan potensi dan
ancaman di kawasan Alor, pertemuan dengan aktivis Stube HEMAT Yogyakarta yang
sudah kembali ke Alor dan menyapa komunitas anak muda di kota Kalabahi. Selanjutnya
kami bergerak ke kecamatan Alor Timur Laut, desa Air Mancur sebagai basis
Multiplikasi Petrus Maure. Saya merancang kegiatan berkaitan pelatihan pemetaan
potensi desa, penulisan dan praktek berbicara di depan umum dan kegiatan ini mendapat
respon baik dari anak muda dan sebagian sudah berkeluarga. Harus diakui beragam
kendala terjadi karena aliran listrik belum normal, jaringan komunikasi terganggu
dan sebagian membantu di daerah yang terdampak bencana.
Dari interaksi dengan anak muda dan yang sudah
berkeluarga terungkap bahwa pandemi mengubah hidup sebagian dari mereka, karena
sebelumnya mereka bekerja di luar pulau dan begitu pandemi merebak mereka
memutuskan kembali ke kampung halaman. Mau tidak mau, bertani dan berkebun
menjadi pilihan yang bisa dilakukan. Dari titik ini bisa ditemukan kemauan atau
rasa ingin tahu terhadap hal baru yang berkaitan dengan aktivitas yang mereka
geluti, misalnya mereka yang berkebun ingin tahu cara pengolahan tanah,
membasmi hama dan pengolahan hasil, mereka yang bertani memikirkan bagaimana sawahnya
lebih produktif, tidak hanya padi saja dan memetakan situasi di sekeliling
sawahnya. Akhirnya muncul konsep pertanian terpadu. Bagi anak muda, latihan
berbicara di depan umum menjadi bekal baru bagi mereka jika nantinya memimpin
suatu acara. Hal yang tidak terduga terjadi ketika hari malam pun mereka tetap
bersemangat untuk bertukar pikiran dan mencatat temuan-temuan yang ada, bahkan
mewujudkan menjadi tulisan-tulisan yang menarik untuk dibaca. Kejutan terjadi ketika
saya sudah kembali ke Yogyakarta, saya mendapat kiriman di WA berupa foto
tulisan dari salah satu anak muda di Alor. Ia menulis gagasannya di secarik
kertas kemudian meminta temannya untuk mengirim foto tulisannya untuk
menunjukkan bahwa ia berhasil mewujudkan gagasannya ke dalam sebuah tulisan.
Dari pengalaman yang saya temui selama di Alor, kabupaten Alor memiliki potensi lengkap dari daerah kepulauannya, perbukitan, dataran, sungai, pantai dan lautan. Ditambah keunikan budaya dan warisan budayanya, fauna dan flora termasuk hasil pertanian yang beragam dan tak kalah penting adalah sumber daya manusia yang memiliki semangat tinggi untuk mengembangkan diri. Jadi, saya optimis jika anak muda Alor mendapat ruang belajar, menemukan pengetahuan baru dan kesempatan untuk berkiprah, maka mereka akan menjadi tulang punggung kemajuan Alor dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Alor.***
Komentar
Posting Komentar