Mengembangkan desa berbasis ekowisata desa
Oleh Trustha Rembaka
Topik
yang menarik saat ini adalah membincangkan kiprah anak muda dalam partisipasinya
mengembangkan desa. Keberadaan anak muda yang punya ‘hati’ untuk desa atau
kampung halaman merupakan berkah dan patut didukung, meski perjuangan tidak
mudah karena ada beragam tantangan dan situasi. Namun bukan berarti melemahkan
semangat anak muda untuk berkiprah, sebaliknya, menemukan strategi untuk bisa
‘menembus’ penghalang yang ada secara halus dan cerdik.
Kiprah anak-anak muda yang berjuang memajukan desanya pun merambah sampai di kawasan Alor, tepatnya di Munaseli di pulau Pantar. Adalah Ruben Sonhibu, anak muda yang memiliki semangat tinggi, mengambil inisiatif untuk mengembangkan kampung halamannya, perlahan namun pasti bergerak maju dan berkembang. Motivasi, semangat dan pengalaman Ruben terungkap dalam wawancara ini.
Pertama-tama, apakah Ruben
bisa menceritakan di awal untuk perkenalan diri, berasal dari daerah mana,
pendidikan yang pernah ditempuh, dan apa aktivitas yang dilakukan sekarang.
Ruben: Saya Ruben Sonhibu, Sarjana
Peternakan, berasal dari desa Munaseli, kecamatan Pantar, kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya menamatkan pendidikan di Universitas
Universitas Nusa Cendana Kupang jurusan Peternakan. Saat ini aktivitas saya
bekerja sebagai wiraswasta, khususnya pelaku usaha sosial dan wisata di
Munaseli.
Sebenarnya seperti apa
keadaan di Munaseli, kampung halaman Ruben?
Ruben: Gambaran umum tentang keadaan Munaseli sekarang adalah masyarakatnya merupakan masyarakat tradisional dan kehidupan masyarakat juga masih tradisional baik cara hidupnya, bertani dan berdagang, dalam hal ini barter barang atau natura. Dalam hal pelestarian budaya, alam, lingkungan masih terjaga dengan baik, meskipun secara musim, di musim kemarau mengalami kekeringan. Namun demikian hubungan masyarakat dan toleransi antar umat beragama masih terjaga dengan baik sampai saat ini. Jangan lupa, keramahtamahan masyarakat di kampung masih sangat tinggi.
Mengapa Ruben tertarik
untuk mengembangkan desa wisata di Munaseli? Ide awalnya seperti apa?
Ruben: Ketertarikan untuk mengembangkan Desa Ekowisata di Munaseli karena saya melihat potensi alam, budaya, dan bahari atau kelautan yang masih alami, belum dikelola dengan baik, artinya produktif dan bermanfaat untuk masyarakat. Karena itu, saya bepikir ini adalah peluang besar bagi kehidupan masyarakat ke depan. Dari situ timbul ide untuk merintis desa ekowisata.
Ide awalnya bertepatan dengan saya terpilih menjadi ketua BUMDes Manusirikoko Munaseli, dengan modal awal ini saya bersama teman-teman membuka hubungan kerja sama dengan beberapa Lembaga Swadaya Mandiri (LSM) di kabupaten Alor untuk mendukung ide-ide kami, sekaligus mendampingi merintis ekowisata berbasis desa dan bersama team BUMDes memetakan potensi yang ada di desa.
Strategi yang Ruben
lakukan itu seperti apa untuk memulai mengajak masyarakat? Apa yang menjadi
tantangan keadaan di Munaseli?
Ruben: Strategi yang saya lakukan bersama teman-teman melakukan pendekatan dengan para tetua adat untuk membangun desa ekowisata, seperti mengumpulkan kembali cerita-cerita tentang kerajaan Munaseli, pemugaran kembali situs peninggalan asli bersama tetua adat di kampung. Tantangan besar sebenarnya kembali pada Sumber Daya Manusia masih sangat kurang dan belum muncul kesadaran anak muda di kampung untuk bersama-sama membangun ekowisata berbasis desa. Dengan penduduk setempat dikerjasamakan dengan menyiapkan perkakas dan cara hidup yang tradisional.
Apa yang menjadi kunci
dalam mengembangkan Munaseli?
Ruben: Harus ada kerja sama yang baik antara BUMDes, pemerintah desa, pemuka agama, tetua adat dan masyarakat di kampung Munaseli, dilandasi semangat kerja dan kemauan bersama untuk membuat perubahan di desa menjadi lebih baik.
Saat ini apa yang
menjadi unggulan atau yang menarik di Munaseli?
Ruben: Munaseli masih menyimpan kekayaan berupa wisata yang unik dan budaya tradisional Pantar yang sangat kental, Munaseli mempunyai potensi alam, budaya dan bahari bawah laut yang masih alami. Wisatawan yang datang ke Munaseli akan mempelajari sejarah kerajaan Munaseli, koleksi alat tradisional seperti pengupas dan pemarut kelapa, penggiling jagung atau padi dan bagaimana menggunakannya, beraktivitas bertani secara tradisional atau wisata bahari apakah berenang maupun menyelam melihat terumbu karang dan jika pas hari pasar, bisa berbelanja di pasar dengan sistem barter.
Inilah bukti, ketika anak muda memiliki semangat berkiprah dan mendapat kesempatan untuk melakukannya, maka perubahan baik itu akan terjadi dan membawa harapan kemajuan untuk masyarakat khususnya di desa. Harapannya, wawancara ini menginspirasi anak muda di penjuru tanah air untuk suatu kemandirian, kreativitas dan melakukan gerakan positif untuk kampung halamannya.***
Luar Biasa Terimakasih buat keluarga Besar Stube Hemat Yogyakarta,,, terlebih Buat Abang Trustha.. yang telah Membuat Tulisan Ini salam Hormat dari kami anak kampung
BalasHapusLuar Biasa Terimakasih buat keluarga Besar Stube Hemat Yogyakarta,,, terlebih Buat Abang Trustha.. yang telah Membuat Tulisan Ini salam Hormat dari kami anak kampung
BalasHapusLuar Biasa... Bangkit Trus Muda Mudi Mhnaseli....
BalasHapusLuar biasa Ka2,.... saatnya kita anak muda bangkit utk membangun kampung halam.
BalasHapusSiap Kaka Raja Mari kita Baku Topang untuk membangun dari Desa...
BalasHapusSaya sebagai pemuda desa munaseli sangat mendukung pak Ruben utk memperjuangkan desa munaseli sebagai desa ekowisata khususnya di bidang ekonomi masyarakat .selamat berjuang bro.dari sdr Sahlan Bako.
BalasHapus