Oleh: Trustha Rembaka.
Slogan
di atas menyambut kedatangan setiap orang yang masuk di kawasan Sistem Penyedia
Air Minum Regional Yogyakarta Sleman Bantul (SPAM Regional Kartamantul) di Klangon, Argosari, Sedayu, Bantul. Kata-kata di atas mengingatkan orang untuk merenungkan
kembali keberadaan air dan ajakan untuk bertindak sebagai wujud kepedulian
terhadap air untuk mengantisipasi kerugian atau kerusakan air di masa yang akan
datang. SPAM Regional Kartamantul menjadi tujuan eksposur atau kunjungan
belajar mahasiswa Stube HEMAT Yogyakarta dalam program Water Security pada hari
Kamis, 11 November 2021. Di lokasi ini para mahasiswa mengenal instalasi ini
dan mencermati proses pengolahan air minum yang disuplai dari sungai Progo
untuk PDAM Yogyakarta, Sleman dan Bantul.
Kepala produksi SPAM Bantar, Bayu Winarno mengungkapkan rasa gembira karena mahasiswa memiliki perhatian pada air dan pengelolaannya. Selanjutnya dipaparkan bahwa instalasi ini merupakan bagian dari proyek strategis presiden dalam upaya penyediaan air bersih dan pemanfaatan air permukaan. Saat ini instalasi ini dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Tirtatama di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai penyedia air bersih untuk PDAM Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul sejak tahun 2020. Instalasi di sini termasuk lengkap karena memiliki proses dari intake, pra-sedimentasi, dosing, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan reservoir induk (clearwell) termasuk laboratorium.
Melanjutkan
eksposur ini, para mahasiswa berkeliling bersama Baehaqi Avefarisqa, staff
produksi, untuk mengamati secara langsung proses pengolahan air dari tahap
intake dari sungai Progo dengan kapasitas 400 liter/dt, yang dipompa ke atas melalui
pipa menuju instalasi prasedimentasi berupa penyaring sampah dan pengendapan
pasir dan batu. Selanjutnya adalah proses koagulasi dan flokulasi, dimana air
diaduk dan ditambah zat kimia untuk mengikat partikel lumpur, menjernihkan air
dan membunuh bakteri menggunakan bahan-bahan tertentu. Partikel-partikel lumpur
akan menggumpal dan menjadi sedimen halus sehingga air akan bertahap menjadi
jernih dan bebas bakteri. Tahap berikutnya adalah penyaringan, dimana air
mengalir melalui filter yang terdiri dari lapisan kapur aktif atau zeolit,
pasir kwarsa dan kerikil. Selanjutnya air masuk ke clearwell atau reservoir
yang menampung air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa ke instalasi
PDAM Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul. Dari data yang ada, air bersih dari
SPAM Bantar ini mensuplai kebutuhan air di 6 kecamatan di kabupaten Sleman,
semua kecamatan di Kotamadya Yogyakarta dan tiga kecamatan di kabupaten Bantul.
Tak ketinggalan, para mahasiswa juga mengamati standarisasi baku mutu air bersih SPAM Bantar ini. Staff laboratorium mengungkapkan indikator air berdasar Permenkes 492 tahun 2010, bahwa air yang bisa dikonsumsi apabila pH antara 6-7, TDS di bawah 500 ppm/lt dan 0 untuk e-coli dan coliform. Pengecekan ini dilakukan dua kali sehari secara internal dan pengecekan publik secara berkala.
Pengalaman
ini membuka wawasan peserta berkait pengolahan air, sebagai bentuk pelestarian
untuk air dalam perlu dan mencegah penurunan permukaan tanah yang disebabkan
oleh penyedotan air dalam yang tak terkontrol. Selain itu peserta juga
menemukan pengayaan pemahaman bahwa di masa depan air memiliki peran strategis
sebagai sarana mewujudkan kesejahteraan, jadi pengelolaan penggunaan air
pemukaan perlu terus dikembangkan dan mengupayakan air tidak hanya tersedia
tetapi harus berkualitas dan bisa diakses oleh masyarakat dengan mudah. Air,
peduli sekarang atau merugi nanti.***
Komentar
Posting Komentar