Mengasah Rasa Peduli dan Bertindak

Pendampingan Studi Sosial SMPK Tirta Marta BPK Penabur Pondok Indah

Oleh Kresensia Risna Efrieno.         

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari realita sosial. Begitu banyak fenomena sosial terjadi di masyarakat  seperti permasalahan berkaitan dengan pendidikan, kemiskinan, kesenjangan sosial, teknologi, ekonomi dan lain sebagainya. Dari realita ini apa yang seharusnya kita lakukan? Apakah kepekaan dan kesadaran sosial akan tumbuh dengan sendirinya? Kesadaran terhadap isu atau realitas sosial ini perlu terus ditumbuhkan dan diasah, untuk memicu timbulnya kesadaran terhadap realita yang terjadi.

Seiring dengan harapan untuk terwujudnya kesadaran manusia khususnya anak muda, Stube HEMAT memberi ruang pendampingan kepada siswa-siswi SMPK Tirta Marta BPK Penabur Pondok Indah Jakarta dalam Studi Sosial 2022 yang mengangkat tema “Aku dan Sesamaku We Care We Share. Kegiatan Studi Sosial ini adalah bagian kepedulian Yayasan Tirta Marta-BPK Penabur, Pondok Indah Jakarta, untuk mengasah kepekaan siswa-siswinya atas realita yang terjadi di sekitarnya,  terciptanya generasi muda yang tahu apa yang harus dilakukan sebagai respon atas pemasalahan yang ada. Kondisi pandemi tidak menghalangi proses belajar, kegiatan berlangsung secara online selama 3 hari, dimana Stube HEMAT Yogyakarta memfasilitasi selama dua hari, 2 dan 3 Februari 2022.

Hari pertama (2/2/2022) menjadi awal siswa dan siswi mengenal Stube HEMAT dan Ariani Narwastujati, S.Pd., S.S., M.Pd.,  Direktur Eksekutif Stube HEMAT memaparkan tentang Stube HEMAT dan pelayanannya untuk mengembangkan sumber daya manusia di berbagai wilayah di Indonesia. Ariani juga menayangkan  video yang membantu siswa-siswi mengetahui kegiatan Studi Sosial di tahun-tahun sebelumnya, dan mengungkap realita kehidupan yang terjadi di Raja Ampat, Papua Barat yang perlu dukungan layanan pendidikan berkualitas dan fasilitas penunjang  lainnya.

Untuk memperkuat kedekatan personal dengan para siswa, pihak sekolah membagi para siswa ke dalam 7 kelompok kecil dan tujuh tim Stube HEMAT sebagai fasilitator. Di kelompok kecil yang terdiri 9-10 siswa, tim Stube HEMAT memandu para siswa untuk mendalami kepribadian mereka melalui ‘game quiz’. Para siswa terlihat sangat antusias ketika mengetahui karakter diri mereka, seperti orang yang baik, orang yang pintar, orang yang percaya diri, orang yang kocak dan orang yang mandiri. Sebagian mengaku sesuai tetapi ada juga yang tidak sesuai. Proses ini membawa mereka pada sebuah kesadaran bahwa diri mereka berharga dan bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain sebagai respon terhadap kesulitan yang terjadi di sekitarnya.


Pada hari kedua (3/2/2022)  sesi pertama yang disampaikan oleh Trustha Rembaka, S.Th., Stube menayangkan kehidupan anak-anak SMP di Pulau Sumba yang mengalami keterbatasan fasilitas pendidikan, mereka berangkat sekolah berjalan kaki, naik ke bukit demi mendapat jaringan internet selama belajar online, malam belajar dengan penerangan lampu minyak karena tidak ada listrik, mencari kayu bakar untuk memasak, juga bertugas memelihara ternak keluarga. Di bagian ini para siswa belajar mengungkap permasalahan dan kesenjangan yang dialami teman sebaya di daerah lain di Indonesia. Selanjutnya di sesi kedua, Kresensia Risna Efrieno mendampingi para siswa menyaksikan tayangan video mengenai daya juang dalam kehidupan dengan menayangkan potret kehidupan Sudarmono, seorang difabel karena kecelakaan kerja, yang tidak menyerah karena keadaan dan berjuang untuk melanjutkan kehidupan. Ia bersama isterinya merintis usaha bisnis peyek kacang dan berkembang sampai sekarang.

Dari rangkaian pembelajaran ini para siswa berefleksi dan menentukan sikap, apa yang bisa mereka lakukan sebagai wujud kepedulian terhadap sesama, yang selanjutnya dituangkan ke dalam project planning secara kelompok. Kegiatan Studi Sosial ini bukan sekedar untuk menumbuhkan kesadaran atau kepekaan akan realita sosial, tetapi sampai pada bagaimana bertindak sebagai realisasi akan kesadaran itu. Sudahkah kita sadar akan realita sosial yang terjadi di sekitar kita? Mari buka mata, buka hati dan tentukan langkah untuk bertindak dan berbagi.***

Komentar