Meski Pedalaman, Pemikiran tetap berkemajuan

Refleksi Pelatihan Pendidikan di Era Teknologi Maju.          

Oleh: Sisilia Lepah.          

Saya Sisilia Lepah, mahasiswi Universitas Mercu Buana Yogyakarta, program studi Akuntansi. Sebelum kuliah di Yogyakarta, saya tinggal di Mandula, sebuah desa di pedalaman provinsi Sulawesi Tengah. Ketika saya melanjutkan studi ke Kota Pelajar, saya merasa sangat antusias sekaligus khawatir jika bertemu mahasiswa lainnya yang memiliki kemampuan lebih dibanding saya. Awal kuliah saya merasa tenang karena sebagian besar mahasiswa di kampus pertama saya berasal dari Sulawesi. Namun, saya merasa tidak akan berkembang jika terus berada di tempat itu. Akhirnya saya memutuskan untuk berpindah kampus dan bertemu beragam mahasiswa meskipun saya harus berjuang dan berkompetisi dengan mahasiswa lainnya.

Perjuangan kuliah saya tidak mudah dan saya hampir menyerah dan berpasrah pada nasib seakan semua tidak mungkin. Dulu saya sering mengkambinghitamkan keadaan saya dan mengecilkan diri sendiri, tetapi malah semakin sedih dan drop. Sampai akhirnya saya belajar untuk membuka pikiran dan menerima keadaan untuk fokus pada apa yang bisa saya lakukan. Terlebih lagi, setelah saya mengikuti kegiatan Stube HEMAT tentang Pendidikan di Era Teknologi Maju (20-22 Mei 2022) saya sadar bahwa untuk berubah cara berpikir, menghilangkan ‘mental blocking’, dan mengubah kebiasaan-kebiasan sehari-hari tidak bisa terjadi dalam semalam, melainkan dibutuhkan konsistensi menuju lebih baik. Di era revolusi industri 4.0 manusia dituntut untuk, 1) memiliki keterampilan yang mumpuni untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah, 2) kreatif dan inovatif, 3) mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, 4) trampil menggunakan media informasi dan teknologi, 5) memahami global citizenship, career dan life skills 6) mencari, mengelola, dan menyampaikan informasi. Penguasaan keterampilan di atas bukan hal yang mudah tetapi membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran untuk terus belajar dan berlatih.

Tuntutan keterampilan kepada anak muda di era teknologi maju menjadi isu menarik untuk diangkat karena erat hubungannya dengan realita pendidikan di bangsa ini. Ketimpangan kualitas pendidikan di desa dan kota, kesenjangan akses internet antar pulau di Indonesia benar terjadi dan menjadi tantangan untuk menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas. Ketimpangan kualitas pendidikan merupakan dampak dari fasilitas pendidikan, kualitas SDM pendidikan dan pola pikir masyarakat setempat, misalnya merasa tidak perlu menempuh pendidikan tinggi, selain itu ada realita anak-anak muda menghabiskan masa muda untuk bersenang-senang, menikah muda tanpa bekal parenting skills dan akhirnya kualitas hidup tidak maju. Kualitas pendidikan menjadi kunci bagaimana kualitas manusia, terbukti dari berita dari https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/12/29/tentang-indeks-pembangunan-manusia-di-indonesia-jakarta-tertinggi-dan-siapa-terendah tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator penting yang mengukur keberhasilan dalam membangun kualitas hidup manusia yang terukur dari umur atau hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Poin pengetahuan bersumber dari pendidikan. Saya yang berasal dari Sulawesi Tengah menemukan data bahwa daerah saya berada di posisi 25 dari 34 propinsi di Indonesia. Ini membutuhkan upaya keras untuk mewujudkan kualitas manusia yang lebih baik khususnya di Sulawesi Tengah.

Apa yang bisa dilakukan untuk perubahan ke depan, khususnya bidang pendidikan? Menurut saya kesadaran akan pentingnya pendidikan demi terbukanya wawasan baru dan membentuk pola berpikir sangat penting. Pola pikir yang baik akan menghasilkan hidup yang baik pula. Meningkatkan literasi di daerah pedalaman seperti kampung saya, Mandula, dengan membuka sanggar baca dan literasi, kegiatan membaca rutin di sekolah, membaca dan permainan, perpustakaan sekolah selalu terbuka, reward berupa buku, membentuk komunitas membaca dan komunitas menulis, dan beberapa alternatif lainnya.

Langkah awal saya adalah membuktikan diri menyelesaikan studi dengan baik, terlebih dengan teknologi maju bisa memiliki jejaring  untuk meningkatkan kemampuan diri , yang  bisa menjadi bekal untuk berbuat sesuatu di daerah saya, meskipun di pedalaman tetap bisa mengalami kemajuan. ***


Komentar