Pengembangan Potensi Laut di Sadeng

Oleh: Wisnu Anggara.          

Indonesia merupakan negara maritim dengan dua pertiga luas wilayah adalah lautan. Namun, sayangnya potensi lautan yang sangat luas ini belum dimaksimalkan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari permasalahan yang timbul dari laut. Masalah yang muncul cukup beragam, mulai dari penangkapan ikan secara ilegal, penangkapan dengan bahan peledak yang tidak terkontrol, pelanggaran batas melaut dari nelayan asing ke wilayah perairan Indonesia, penyelundupan biota laut, perusakan terumbu karang, perburuan satwa laut yang dilindungi, dan masih banyak lagi. Banyak hal bisa dilakukan dalam usaha memanfaatkan potensi laut, mulai dari penelitian untuk memanfaatkan hasil laut, potensi perikanan, daerah pesisir, wilayah mangrove, rumput laut, pariwisata, dan potensi energi dan pertambangan. Didukung dengan jaringan pemasaran yang handal, maka potensi laut Indonesia bisa menjadi sumber kesejahteraan nasional.

Saya Wisnu Anggara, salah satu Mahasiswa Teologi STAK Marturia Yogyakarta beserta dengan teman-teman mahasiswa dari kampus lain mengikuti program eksposur dari Stube HEMAT Yogyakarta dengan tema Ekonomi Kelautan. Pelabuhan Sadeng menjadi tempat tujuan kegiatan eksposur yang kami ikuti. Pelabuhan ini terletak di desa Songbanyu, kecamatan Girisubo, kabupaten Gunung kidul, DIY (21/02/2023). Tujuan utamanya adalah untuk melihat dan mengenal kehidupan masyarakat yang ada di pesisir serta mengetahui pemanfaatan laut yang ada di sana. Ketika kami berada di sana, ada hal yang menarik perhatian saya. Hal itu berdasarkan dari hasil pengamatan dan interaksi dengan salah satu nelayan yaitu Mujito, yang memberikan penjelasan bahwa hasil tangkapan yang dibawa oleh nelayan dari laut, langsung diangkut oleh pengepul dan dibeli dengan harga yang relatif rendah. Ini menjadi salah satu alasan mengapa pemenuhan kebutuhan ekonomi nelayan belum ada peningkatan berarti. Jika kita lihat, sebenarnya hasil laut di pelabuhan Sadeng ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena potensi yang dimiliki, namun masih perlu ditingkatkan dalam pemasaran dan pengelolaan hasil laut menjadi produk-produk lain.

Berdasarkan apa yang sudah disampaikan oleh Mujito, maka sebenarnya nelayan di  Sadeng memiliki peluang untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Saya pun sepakat, karena menurut pendapat saya, mereka bisa membuat produk-produk baru dari hasil laut tangkapan nelayan. Dari wawancara dengan salah satu isteri nelayan yang bernama Rustini, ternyata mereka sudah membuat produk, hanya saja pemasarannya belum maksimal. Produk yang sudah dihasilkan berupa abon tuna, bakso dan sosis. Bagian yang perlu ditingkatkan adalah memperluas jangkauan pemasaran melalui kegiatan pameran dan pengadaan kerja sama dengan usaha yang ada di Gunung Kidul seperti pusat penjualan buah tangan, koperasi pegawai, dan lain-lain.

Secara umum, penangkapan ikan di Sadeng sudah sesuai prosedur dan tidak menggunakan bahan yang bisa merusak laut. Namun saja, produksi yang rendah membuat perekonomian masyarakat di sana masih belum ada peningkatan. Oleh karena itu, sebagai generasi muda kita perlu banyak belajar, supaya apa yang kita miliki saat ini dapat kita pergunakan dengan sebaik mungkin dan bisa menciptakan peluang yang besar untuk ke depan yang lebih baik, terutama memberi sumbangsih pada bidang kelautan. ***


Komentar