Wawasan & Wirausaha Laut: Raup Rupiah

Oleh: Stube HEMAT Yogyakarta.          

Program Ekonomi Kelautan Stube HEMAT Yogyakarta menginspirasi mahasiswa untuk memikirkan laut sekaligus kegiatan wirausaha untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Ini wujud dukungan Stube HEMAT Yogyakarta kepada para mahasiswa agar berani melakukan terobosan dan kreatif bereksperimen berkaitan hasil laut, yang bahkan tidak mustahil bisa menjadi wirausahawan berbasis laut.

Beberapa mahasiswa mengambil inisiatif melakukan usaha berbasis laut sesuai dengan minat masing-masing, antara lain, Sarlota Wantaar, merintis bisnis nasi goreng tuna dan nasi goreng cumi. Ia memilih bisnis ini karena nasi menjadi kebutuhan pokok sehari-hari dengan segmen pasar mahasiswa. Dalam penjualan ia menawarkan secara online dan pemesanan. Daniel Prasdika menggagas bisnis pempek, baginya pempek tidak asing karena ia berasal dari Lampung. Prasdika bekerjasama dengan Asti dan Wisnu dalam memproduksi pempek ikan tengiri. Tantangan dalam membuat pempek adalah menemukan komposisi tepung yang tepat dan bumbu kuah asam. Selain makanan utama, ada makanan pelengkap berbasis laut, seperti Daniel yang mengembangkan sambal pindang, kombinasi cabe dan ikan pindang dengan bumbu-bumbu pilihan. Sebagai mahasiswa pertanian, ia memprioritaskan pemanfaatan produksi cabe organik yang ia beli langsung dari petani, dan memilih level pedas untuk sambalnya. Dalam pemasarannya, ia mematok harga 15.000 per botol, harga yang masih terjangkau mahasiswa.

Alternatif pangan berbasis laut sebagai hidangan penutup atau ‘dessert’ dipilih oleh Kresensia Efrieno yang memproduksi puding dengan tema laut. Sebagai daya tarik pudingnya, ia membuat beberapa lapisan agar-agar transparan dan agar-agar berbentuk ikan laut dengan harga jual 2.500 per cup. Selanjutnya, Eufemia Sarina memproduksi risoles ikan pindang yang dijual @ Rp 10.000 per paket (isi 3 buah). Risoles ini terdiri dari risoles siap makan, dan dalam bentuk beku apabila konsumen ingin mengkonsumsi di waktu yang berbeda. Tak ketinggalan, untuk minuman, Trustha Rembaka membuat es buah rumput laut yang terdiri dari buah pepaya, nanas, labu siam dan rumput laut. Rumput laut yang digunakan adalah Eucheuma Cottonii yang bermanfaat karena mengandung serat, nutrisi, vitamin, kalsium dan mineral. Produk es ini bisa disajikan segar maupun beku dalam bentuk es lilin.

Dalam proses bisnis berbasis hasil laut, mahasiswa belajar bagaimana mengolah pangan dan penyajiannya, mempromosikan produk dan mengelola keuangan bisnis. Stube HEMAT Yogyakarta memfasilitasi mahasiswa dengan dukungan pinjaman modal sesuai yang dibutuhkan untuk memulai usaha kecil. Dari proses usaha yang dilakukan, mahasiswa mendapat beragam prosentase keuntungan berkisar mulai dari yang terkecil 10% sampai ada yang mencapai 100%. Dengan aneka model promosi dan persuasi menjual, mahasiswa memiliki pengalaman bagaimana menghadapi konsumen, melayani keinginan pasar, menjaga kualitas produk, dan menentukan harga.

Pengalaman-pengalaman ini memperkaya selain wawasan tentang lautan Indonesia dan hasil-hasilnya, juga memupuk jiwa kewirausahaan. Mereka bisa memanfaatkannya sesuai dengan minat dan kemampuan mereka, baik ketika masih berada di Yogyakarta maupun ketika nantinya sudah kembali ke daerah asalnya. Teman-teman mahasiswa, lihat kembali lautan Indonesia dan manfaatkan keragaman hasil lautnya untuk peningkatan kesejahteraan. Selamat berinovasi! ***


Komentar