Pemasaran Digital, Produk Semakin Dikenal

Pemberdayaan UMKM istri nelayan di Tileng, Girisubo

Oleh : Daniel.          

Rangkaian kegiatan Ekonomi Kelautan Stube HEMAT Yogyakarta juga mencakup pemberdayaan masyarakat, setelah mahasiswa mendapatkan wawasan baru tentang potensi kelautan Indonesia dan tantangannya ketika belajar di pesisir selatan Yogyakarta. Wujud pemberdayaan masyarakat di sini adalah pendampingan digital marketing dan pemanfaatan media sosial, yang ditujukan kepada istri-istri nelayan di dusun Nanas, Tileng, Girisubo, Gunungkidul, DIY (Sabtu, 13/05/2023).

Mereka telah merintis pengolahan produk laut berupa abon, nugget, bakso tuna dari hasil melaut di pantai selatan yang berpusat di pelabuhan Sadeng, namun pemasaran masih di kecamatan setempat dan mereka ingin memasarkan produk lebih luas namun belum mengetahui langkah seperti apa yang harus diambil. Di sinilah Stube HEMAT Yogyakarta berbagi pengetahuan dan membantu mereka.


Dalam penguatan kapasitas digital marketing, Kresensia Risna Efrieno, tim Stube HEMAT Yogyakarta  dengan latar belakang kuliah Komunikasi Pemberdayaan mengungkapkan perkembangan internet sangat cepat bahkan sampai pelosok desa dan informasi menyebar masif, di sisi lain masyarakat dituntut untuk adaptif dalam menerapkan kebiasaan baru yang cepat dan praktis, termasuk hadirnya platform digital dalam wujud media sosial yang menjadi tempat berinteraksi setiap segmen usia, bahkan mereka tak pernah lepas darinya. Ini menjadi peluang pemasaran atau promosi sebuah brand atau produk menggunakan media digital atau internet untuk menarik calon konsumen secara luas, cepat, dan tepat. Media sosial menjadi alternatif untuk saling berpartisipasi, berinteraksi, berbagi secara cepat memasarkan atau mempromosikan produk, bukan tak mungkin produk akan sangat cepat tersebar luas dan penjualan meningkat.

Di sesi berikutnya Yonatan Pristiaji Nugroho, mahasiswa Ekonomi Akuntansi memetakan media sosial apa yang mereka gunakan dan media sosial yang ramai digunakan masyarakat yang menjadi target konsumen, apakah melalu WhatsApp, Facebook, Tiktok atau media sosial lainnya. Pendampingan ini juga melatih peserta untuk membuat video yang berisi penjelasan produk mereka, menampilkan foto produk yang menarik, cara mengambil gambar dan menentukan kata-kata pendukung atau caption yang menarik minat pembeli, dan mencermati waktu yang tepat untuk posting promosinya.

Kegiatan pun berlanjut, tim Stube HEMAT Yogyakarta berganti belajar membuat abon ikan Tuna, produk istri nelayan setempat. Bahan-bahan yang dibutuhkan meliputi ikan tuna segar, minyak goreng, gula merah, garam, ketumbar, jahe, bawang putih, bawang merah, asam jawa, serai dan daun jeruk. Tahapannya adalah (1) bersihkan ikan dari kotoran, kepala, dan kulitnya, kemudian kukus ikan tuna sampai matang dan bersihkan duri dan lumat sampai halus, (2) haluskan bumbu dan rempah dan campur semua bahan dan goreng selama kurang lebih 45 menit, (3) tiriskan dari minyak menggunakan spinner untuk  hasil yang lebih baik, (4) setelah dingin, masukkan dalam kemasan 50 gram dengan harga 10-20 ribu per buah.

Kegiatan ini menjadi transfer ilmu antara Stube HEMAT Yogyakarta dan istri-istri nelayan sebagai pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas, khususnya menangkap peluang baru dalam bisnis. Meskipun dari desa tetap bisa menjangkau pemasaran yang lebih luas karena teknologi komunikasi sudah masuk ke desa. Mari, para pelaku UMKM merambah pemasaran digital supaya produk semakin dikenal.***

Komentar